Menlu Inggris: Belum Maksimal Membantu Ukraina, Negara Barat Bersatu Dalam Retorika Saja
Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov mengatakan bahwa bantuan Barat banyak yang berupa janji-janji yang belum terpenuhi.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan negara-negara pendukung Ukraina, utamanya negara Barat belum mampu mendukung penuh Ukraina.
Dalam sebuah wawancara yang dikutip dari Ukrainska Pravda, Senin (26/2/2024), Cameron mengatakan Barat hanya bersatu dalam retorika saja.
"Negara Barat sangat mengesankan dan bersatu hanya dalam retorika saja," kata Cameron.
Baca juga: Pasukannya Babak Belur Dihajar Rusia, Zelenskyy Mengaku 31.000 Tentaranya Tewas
Ia kemudian menjelaskan saat invasi dimulai pada tahun 2022, negara-negara Barat hampir sepenuhnya bersatu.
Saat itu NATO berkembang dengan bergabungnya Swedia dan Finlandia bergabung.
Bahkan Jerman, yang menurutnya secara tradisional bukanlah pemasok senjata, namun sudah mulai menyediakan senjata untuk pasukan Volodymyr Zelensky.
"Ada banyak perubahan positif. Tapi apakah kita sudah melakukan cukup banyak hal bersama-sama? Tidak. Ukraina tidak punya cukup amunisi. Ukraina membutuhkan dukungan AS. Ukraina membutuhkan lebih banyak pendanaan dan persenjataan," ujarnya.
Saat ditanya apakah sekutu Barat sudah banyak membantu Ukraina, Cameron menjawab: "Jawaban singkat, adalah tidak, kami belum melakukan cukup banyak hal."
Ditambahkannya, negara Barat mesti mendukung Ukraina. "Kita katakan kami mendukung Ukraina, dan kami percaya pada Ukraina. Maka kami harus membuktikannya melalui senjata, uang, dukungan diplomatik, militer, dan moral."
Baca juga: Ukraina Klaim Telah Jinakkan 1.905 Rudal Rusia
Sebelumnya Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov mengatakan bahwa bantuan Barat banyak yang berupa janji-janji yang belum terpenuhi.
“Saat ini, komitmen bukan merupakan penyampaian, 50 persen komitmen tidak dilaksanakan tepat waktu,” kata Umerov pada hari Minggu (25/2/2024) di sebuah forum di Kiev dikutip dari Russia Today.
Lambannya bantuan senjata membuat wilayah Ukraina makin cepat dicaplok Rusia.
Dengan jatuhnya kota Avdiivka yang sangat strategis, Rusia kini kian gencar merebut wilayah-wilayah Ukraina lainnya.
Terakhir, pada Senin (26/2/2024) tentara Rusia terus merangsek menjauh front Avdiivka yang membuat pasukan Ukraina mundur dari Desa Lastochkyne.
Juru bicara Tavriia Operational Strategic Group Ukraina, Dmytro Lykhovii mengatakan, Ukraina telah mundur ke pinggiran barat desa tersebut, tempat perjuangan untuk pemukiman terus berlanjut.
"Angkatan Bersenjata Ukraina mundur dari desa Lastochkyne untuk membangun pertahanan di sepanjang garis Orlivka-Tonenke-Berdychi dan mencegah musuh maju lebih jauh ke arah barat," kata Lykhovii.