Pasukannya Babak Belur Dihajar Rusia, Zelenskyy Mengaku 31.000 Tentaranya Tewas
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan sudah 31.000 tentaranya tewas dalam dua tahun perang dengan Rusia sejak Februari 2022.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan sudah 31.000 tentaranya tewas dalam dua tahun perang dengan Rusia sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022.
Ini merupakan pernyataan pertama Presiden Ukraina menganai jumlah kerugian resmi yang dialami Kyiv sejak invasi Rusia dimulai.
Pernyataan tersebut Zelenskyy sampaikan saat berbicara di forum “Ukraina. Tahun 2024” yang berlangsung di Kyiv, ibukota Ukraina.
Zelenskyy mengatakan bahwa “setiap kerugian ini merupakan pengorbanan besar” bagi Ukraina.
Dia bilang puluhan ribu warga sipil telah terbunuh di wilayah pendudukan Ukraina, namun mengatakan bahwa tidak ada angka pasti yang dapat diperoleh sampai perang selesai.
Rusia juga hanya memberikan sedikit angka resmi mengenai jumlah korban jiwa.
Kantor berita independen Rusia, Mediazona, mengatakan pada hari Sabtu bahwa sekitar 75.000 pria Rusia tewas pada tahun 2022 dan 2023 dalam perang tersebut.
Laporan intelijen Amerika Serikat yang dibuka pada pertengahan Desember 2023 memperkirakan 315.000 tentara Rusia telah terbunuh atau terluka di Ukraina.
Jika akurat, angka tersebut mewakili 87 persen dari sekitar 360.000 tentara yang dimiliki Rusia sebelum perang, menurut laporan tersebut.
Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov menekankan negaranya membutuhkan dukungan serius negara-negara Barat agar Ukraina bisa bertahan melawan Rusia.
Karena itu pihaknya meminta agar Barat tidak menunda pengiriman senjata ke Kyiv. Penundaan pengiriman senjata akan memakan banyak korban jiwa.
Baca juga: Zelensky: Barat Tak Sabar Ukraina Gelar Serangan Balik Lagi: Kapan Kita Akan Menang
“Kami melihat ke arah musuh: Ekonomi mereka hampir $2 triliun, mereka menggunakan hingga 15 persen anggaran resmi dan tidak resmi untuk perang, yang berjumlah lebih dari $100 miliar setiap tahunnya. Jadi pada dasarnya setiap kali komitmen tidak tercapai tepat waktu, kita kehilangan orang, kita kehilangan wilayah,” ujarnya saat berbicara di forum Kyiv.
Eropa telah mengakui bahwa mereka akan gagal mencapai rencana untuk mengirimkan lebih dari satu juta peluru artileri ke Ukraina pada bulan Maret, dan malah berharap untuk menyelesaikan pengiriman pada akhir tahun ini.
Umerov menekankan bahwa penundaan tersebut menempatkan Ukraina pada posisi yang lebih dirugikan “dalam perhitungan perang” melawan Rusia, yang menurut Barat semakin membangun ekonomi perang.