Sekutu Alexei Navalny Sebut Pemimpin Oposisi Rusia Hampir Dibebaskan dari Penjara sebelum Tewas
Sekutu dari Alexei Navalny, Maria Pevchikh sebut kritikus Kremlin itu hampir dibebaskan dari hukumannya melalui pertukaran tahanan, sebelum tewas.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Sekutu dari Alexei Navalny, Maria Pevchikh, mengatakan kritikus Kremlin itu hampir dibebaskan dari hukumannya melalui pertukaran tahanan, sebelum ditemukan tewas mendadak.
Dalam sebuah video yang diposting ke YouTube pada hari Senin (26/2/2024), Pevchikh mengklaim rencana pertukaran itu melibatkan Navalny dan dua warga negara AS yang tidak disebutkan namanya dengan Vadim Krasikov, seorang pembunuh Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) di Jerman.
"Alexei Navalny bisa saja duduk di kursi ini sekarang, hari ini juga. Itu bukan kiasan. Itu bisa dan seharusnya terjadi," ucap Pevchikh, dikutip dari Al Jazeera.
Seorang juru bicara pihak jerman mengatakan pada konferensi pers hari Senin, pemerintah mengetahui laporan dugaan pertukaran tersebut, namun tidak dapat memberikan komentar.
Pembunuh bayaran Rusia Krasikov, yang merupakan bagian dari kesepakatan (pertukaran) tersebut, dipenjara seumur hidup di Jerman, setelah dinyatakan bersalah membunuh seorang pembangkang Chechnya-Georgia yang diasingkan di Tiergarten Park Berlin pada tahun 2019.
Dalam wawancara dengan jurnalis AS Tucker Carlson pada awal Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin memberi isyarat dia ingin mendapatkan kembali Krasikov.
Meskipun Pevchikh tidak menyebutkan siapa warga negara AS tersebut, sebelumnya Washington mengatakan bahwa pihaknya sedang berusaha memulangkan reporter Wall Street Journal Evan Gershkovich dan Paul Whelan, mantan Marinir AS, kembali ke AS.
Pevchikh mengklaim potensi kesepakatan itu berada pada tahap akhir pada malam tanggal 15 Februari.
Dia mengatakan Navalny dibunuh sehari kemudian karena Putin tidak dapat mentolerir pemikiran bahwa dia bebas.
Para pemimpin dunia, termasuk AS, menyalahkan Putin atas kematian Navalny dan mengeluarkan sanksi sebagai tanggapannya.
Namun, Kremlin membantah tuduhan bahwa Moskow ada hubungannya dengan kematian mendadak tersebut dan mengecam tuduhan tersebut tanpa memberikan bukti.
Baca juga: Amerika Murka, Sanksi 500 Oknum Asal Rusia Buntut Kematian Oposisi Alexey Navalny
Dikutip dari The Guardian, para menteri luar negeri dari G7 bertemu di Munich pada Sabtu (17/2/2024), mereka menuntut Kremlin mengklarifikasi sepenuhnya terkait kematian Navalny.
Layanan penjara Wilayah Yamalo-Nenets, tempat pria 47 tahun menjalani hukumannya melaporkan kepada TASS, Navalny meninggal secara misterius pada Jumat (16/2/2024) sore.
Sebelum kematiannya, pria itu terlihat berjalan-jalan, kemudian mengalami sesak napas dan meninggal dunia.
Sumber layanan RT Rusia menyebutkan, Navalny mengalami pembekuan darah.
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menerangkan bahwa Lembaga Pemasyarakatan Federal Rusia (FSIN) mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menyelidiki kematian Alexei Navalny.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)