Ulama: Identitas Pemimpin Tertinggi Iran Berikutnya Harus Dirahasiakan, Hindari Upaya Pembunuhan AS
Ulama senior Teheran menyarankan agar identitas pemimpin tertinggi Iran selanjutnya harus dirahasiakan untuk melindunginya dari upaya pembunuhan AS.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Dalam pidato sambutannya pada hari Senin (26/2/2024), seorang ulama senior Teheran menyarankan agar identitas pemimpin tertinggi Iran selanjutnya harus dirahasiakan.
Hal itu untuk melindunginya dari upaya pembunuhan yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan Israel.
Anggota Majelis Ahli Iran, Mohammad-Ali Mousavi-Jazayeri lewat sebuah wawancara dengan situs web Didban Iran, mengatakan bahwa setiap kandidat yang dianggap layak untuk posisi tersebut dapat menjadi target pembunuhan oleh AS dan Israel.
"Oleh karena itu, identitas pemimpin tertinggi berikutnya, 100 persen (harus) dirahasiakan dan tidak boleh dibicarakan dengan cara apa pun," tutur Mousavi-Jazayeri, dikutip dari Al Arabiya.
Untuk dicatat, Majelis Ahli Iran, terdiri dari 88 anggota ulama.
Mereka bertugas memilih, mengawasi, dan jika diperlukan, memberhentikan pemimpin tertinggi - yang memegang otoritas tertinggi atas semua urusan negara di Iran.
Jabatan Ayatollah Ali Khamenei
Ayatollah Ali Khamenei (84) sudah menjabat sebagai Pemimpin Tertinggi Iran sejak 1989.
Kemungkinan majelis berikutnya memilih pengganti Khamenei sangatlah tinggi.
Dengan pemilu yang dijadwalkan akan digelar pada 1 Maret 2024 mendatang, masyarakat Iran akan memilih anggota baru Majelis Ahli serta parlemen.
Lalu, muncullah spekulasi mengenai Khamenei akan diganti mengingat usianya yang lanjut.
Dalam beberapa tahun terakhir, dua tokoh utama muncul sebagai calon penerus Khamenei: Mojtaba Khamenei, putra berpengaruh dari pemimpin tertinggi saat ini; dan Ebrahim Raisi, presiden petahana.
Selama beberapa minggu terakhir, Khamenei telah berulang kali meminta rakyat Iran untuk berpartisipasi dalam pemilu.
Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran Puji Serangan Houthi di Laut Merah: Kerja Bagus, Lanjut Terus Sampai Menang
Republik Islam telah lama mengandalkan jumlah pemilih sebagai sarana untuk menunjukkan legitimasinya.
Akun Meta Ayatollah Ali Khamenei Dihapus
Belum lama ini, Meta telah menghapus akun Facebook dan Instagram Ayatollah Ali Khamenei.