Sekutu Putin Sebut Usul Macron Terjunkan Pasukan Darat Serang Rusia Picu Perang Dunia Ketiga
Macron juga diingatkan untuk tidak mengikuti jejak Napoleon Bonaparte yang kehilangan ratusan ribu pasukannya saat menginvasi Rusia pada 1812.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron berkait usulnya mengirim pasukan darat untuk membantu Ukraina mendapat tanggapan keras dari aliansi Presiden Rusia Vladimir Putin.
Vyacheslav Volodin, Ketua Duma Negara, majelis rendah parlemen Rusia sekaligus sekutu dekat Putin, mengatakan jika inisiatif tersebut terealisasi, konflik Rusia dan aliansi militer NATO yang dipimpin AS tak akan terhindarkan.
“Untuk mempertahankan kekuasaan pribadinya, Macron tak bisa memikirkan hal lebih baik selain memicu perang dunia ketiga. Inisiatifnya menjadi berbahaya bagi warga Prancis,” kata Volodin di akun media sosial resminya seperti dikutip Jerusalem Post.
Volodin mengingatkan Macron untuk tidak mengikuti jejak Napoleon Bonaparte yang kehilangan ratusan ribu pasukannya saat menginvasi Rusia pada 1812.
Invasi Napoleon pada tahun 1812 ke Rusia pada awalnya memang membuat kemajuan pesat dan berhasil merebut Moskow.
Namun taktik Rusia memaksa Grande Armee, pasukan darat Napoleon, dipaksa mundur jauh dan ratusan ribu anak buahnya tewas akibat penyakit, kelaparan, dan kedinginan.
Sebelumnya Presiden Prancis, Emmanuel Macron menyampaikan inisiatif mendukung Ukraina yang sedang menghadapi invasi Rusia.
"Kita (sekutu Ukraina) harus menunjukkan sikap yang lebih agresif tidak hanya di Ukraina, tetapi secara umum," kata Emmanual Macron, dikutip dari Le Monde.
Macron meyakini dengan mengalahkan Rusia maka keamanan Eropa akan terjamin.
Baca juga: Di Balik Gusarnya Macron Terhadap Putin di Ukraina, Ternyata Ada Kekalahan di Afrika
Meskipun tidak ada konsensus mengenai pengiriman pasukan darat Barat ke Ukraina, tapi ditegaskannya segala kemungkinan terjadi. Termasuk mengerahkan pasukan darat untuk memastikan kekalahan Rusia.
Namun, pernyataan Macron tak mendapat tanggapan positif dari sekutunya, terutama Amerika Serikat.
Presiden AS Joe Biden menegaskan tidak akan mengirim pasukannya ke Ukraina.
Demikian dikatakan juru bicara Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson seperti dikutip AFP, Rabu (28/2/2024).
Hal senada juga disampaikan Sekretaris Jenderal NATO Jen Stoltenberg.
Ditegaskanya, seperti dikutip AP, bahwa tidak ada rencana untuk mengerahkan pasukan tempur NATO di Ukraina.
Sementara Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak tidak menyenyampingkan pengiriman pasukan ke Ukraina.
Namun, menurut juru bicaranya, Inggris tidak memiliki rencana untuk melakukan penyebaran skala besar.