Konflik di Kabinet Israel Mencapai Puncak, Netanyahu Murka Benny Gantz ke AS Tanpa Koordinasi
Perang berlarut di Gaza yang dilancurkan IDF justru berdampak pada pecahnya kabinet perang Israel dan digerogotinya anggaran negara Israel.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Konflik Kabinet Israel Capai Puncak! Netanyahu Murka Benny Gantz ke AS Tanpa Koordinasi
TRIBUNNEWS.COM - Perang berlarut yang dilancarkan Israel di Gaza tanpa menunjukkan hasil yang memadai rupanya memicu konflik di tubuh Kabinet Perang Israel makin meruncing.
Kabar yang beredar, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu semakin tidak memiliki legitimasi di mata rekan dan bawahannya di kabinet.
Baca juga: Netanyahu Bak Koboi Ugal-ugalan, Kabinet Perang Israel Segera Meledak dan Bubar
Terbaru, Benny Gantz, satu di antara anggota kabinet perang Israel dilaporkan pergi ke Washington, AMerika Serikat (AS) untuk menghadiri sejumlah pertemuan tanpa koordinasi dengan Netanyahu.
Aksi 'selonong boy' alias tanpa permisi ala Gantz yang juga penentang keras Netanyahu ini kian menyulut peningkatan perpecahan di tubuh kabinet perang Israel.
"Benny Gantz hari ini berangkat ke Washington untuk menghadiri serangkaian pertemuan tanpa koordinasi dengan Benjamin Netanyahu yang membuatnya marah," tulis laporan media Israel yang dikutip PT, Senin (4/3/2024).
Para pejabat pendukung Netanyahu secara marah merespons kepergian Gantz ke AS tanpa persetujuan Netanyahu ini.
"Perdana menteri (Netanyahu) menjelaskan kepada Gantz bahwa pemerintah Israel hanya memiliki satu perdana menteri," tulis laporan yang mengutip orang-orang dekat Netanyahu perihal kemarahan Netanyahu atas aksi Gantz tersebut.
Baca juga: Menteri Israel: Perang Lawan Hamas Jalan Terus Saat Ramadan, Mesir Bantu Siapkan Serbuan Rafah
Perang Bikin Kabinet Israel Pecah
Friksi di tubuh kabinet perang rezim Zionis sudah lama diketahui publik. Salah satu penyebabnya adalah perang Gaza yang berlarut-larut.
Rezim Netanyahu yang sudah melancarkan perang selama 5 bulan dengan biaya yang menguras anggaran belanja negara, sejauh ini belum menampakkan hasil yang diinginkan, terutama soal pembebasan sandera Israel yang berada di tangan Hamas di Gaza.
"Baru-baru ini, Menteri Perang rezim Zionis, Yoav Galant, yang berkali-kali mengungkapkan perbedaan pendapatnya dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, "Kami belum pernah melihat perang seperti itu dan kami belum pernah berada dalam situasi seperti ini selama 75 tahun"," tulis laporan PT.
"Biaya yang kita keluarkan dalam hal jumlah korban tewas dan luka sangatlah tinggi," ujar Yoav Galant.
Alasan lain peningkatan friksi di tubuh kabinet perang Netanyahu adalah kurangnya konsensus untuk melakukan negosiasi dengan Hamas dan pembebasan tahanan Zionis.
Di satu pihak, muncul orang-orang seperti Itamar Ben Gvir dan Bezalel Smotrich selaku Menteri Keamanan Dalam Negeri dan Menteri Keuangan Israel yang beraliran ekstrim yang meminta pembantaian di Gaza tetap dilakukan sampai adanya pembebasan para tahanan Israel oleh Hamas.