Alasan Jerman Didesak Kirim Taurus: Inggris dan Prancis Sudah Enggan Kirim Rudal Presisi Mereka
Bocoran rekaman percakapan komandan militer Jerman untuk membantu Ukraina dengan mengirimkan rudal Taurus terus bergulir.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Bocoran rekaman percakapan komandan militer Jerman untuk membantu Ukraina dengan mengirimkan rudal Taurus terus bergulir.
Ternyata negara ini yang mendesak agar Jerman mengirimkan rudal berpresisi tinggi tersebut untuk menghancurkan infrastruktur di Rusia, utamanya adalah jembatan Krimea.
Media Russia Today (RT) terus mengungkap kebocoran rekaman tersebut kepada publik. Kali ini media pendukung pemerintah Rusia itu mengungkap negara yang berada di belakang rencana pengiriman rudal Taurus buatan Jerman.
Baca juga: Rusia: Jerman Sedang Mempersiapkan Perang Dengan Rusia
Negara yang mendesak Jerman mengirimkan rudal Taurus adalah Inggris. Sejauh ini Inggris dan Prancis telah menyediakan lusinan rudal presisi tinggi mereka yaitu Storm Shadow dan SCALP ke Kiev.
Sebelumnya sejumlah pengeboman jembatan Krimea diduga dilakukan dengan Storm Shadow.
Disebutkan RT, rekaman yang bocor pada Jumat pekan lalu menyebutkan,
para pejabat militer Jerman membahas proposal untuk mengirim rudal Taurus dan tindakan untuk menyangkal pengiriman tersebut.
Salah satu alasan yang diambil adalah bahwa Prancis dan Inggris telah banyak mengirim SCALP/Storm Shadow dan kini mulai enggan memberi bantuan lagi.
Kini saatnya Jerman 'turun tangan' dengan mengirimkan bantuan rudal mereka untuk membantu Ukraina.
Seorang pejabat London mengatakan bahwa kebocoran tersebut harus diselidiki oleh Jerman karena menjadi masalah serius.
Baca juga: Dunia Diminta Waspada Hadapi Lonjakan Harga BBM Usai Rusia-Arab Sepakat Pangkas Pasokan Minyak
“Di pihak kami, Inggris adalah negara pertama yang menyediakan rudal serangan presisi jarak jauh ke Ukraina dan kami akan mendorong sekutu kami untuk melakukan hal yang sama,” tambah pejabat tersebut.
Sementara itu, kepemimpinan Jerman menganggap pengungkapan ini sebagai bagian dari “perang informasi” Moskow melawan Barat.
Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan pada hari Minggu. “Ini adalah serangan disinformasi hibrida. Ini tentang perpecahan. Ini akan merusak persatuan kita.”
Rekaman tersebut dirilis oleh Pemimpin Redaksi RT Margarita Simonyan, yang melaporkan menerimanya dari orang-orang “berseragam.”
Jerman telah mengonfirmasi bahwa percakapan antara Jenderal Ingo Gerhartz, Panglima Angkatan Udara Jerman, dan para pembantu seniornya adalah asli.