Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perang di Sudan Berisiko Picu Kelaparan, WFP PBB : Hanya 5 Persen Warga yang Bisa Beli Makanan

WFP saat ini tidak dapat mengakses 90 persen dari mereka yang menghadapi tingkat kelaparan darurat

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Perang di Sudan Berisiko Picu Kelaparan, WFP PBB : Hanya 5 Persen Warga yang Bisa Beli Makanan
File/AFP
Perang yang telah berlangsung selama hampir 11 bulan di Sudan antara dua jenderal yang saling bersaing berisiko memicu krisis kelaparan terbesar di dunia," demikian peringatan dari Program Pangan Dunia (WFP) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Rabu (5/3). 

TRIBUNNEWS.COM, SUDAN -  Perang yang telah berlangsung selama hampir 11 bulan di Sudan antara dua jenderal yang saling bersaing berisiko memicu krisis kelaparan terbesar di dunia.

Demikian peringatan program Pangan Dunia (WFP) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Rabu (5/3/2024).

Perang antara panglima angkatan darat Abdel Fattah Al-Burhan dan mantan wakilnya, Mohamed Hamdan Dagalo yang mengomandani  Rapid Support Forces (RFS) yang telah membunuh puluhan ribu orang, menghancurkan infrastruktur, dan melumpuhkan perekonomian Sudan.

Konflik ini juga telah membuat lebih dari delapan juta orang mengungsi, di samping dua juta orang yang telah dipaksa meninggalkan rumah mereka sebelum konflik terjadi - menjadikannya sebagai krisis pengungsian terbesar di dunia.

"Kini jutaan nyawa dan perdamaian serta stabilitas seluruh wilayah dipertaruhkan," kata Direktur Eksekutif WFP, Cindy McCain seperti dikutip Tribunnews dari Arabnews.com.

Baca juga: Israel Disebut Ingin Kurangi Populasi di Gaza Utara, Intensifkan Serangan dan Tingkatkan Kelaparan

Cindy McCain  menambahkan, 20 tahun yang lalu, Darfur menjadi lokasi krisis kelaparan terbesar di dunia dan dunia bersatu untuk menanggapinya.

"Namun hari ini, rakyat Sudan telah dilupakan," katanya.

Berita Rekomendasi

RSF sendiri merupakan keturunan dari milisi Janjaweed, yang digunakan oleh mantan diktator Omar Al-Bashir untuk melawan pemberontak etnis minoritas di Darfur pada awal tahun 2000-an.

Dalam perang saat ini, baik RSF maupun tentara dituduh melakukan penembakan tanpa pandang bulu di daerah pemukiman, menargetkan warga sipil, serta menghalangi dan merampas bantuan penting.

WFP saat ini tidak dapat mengakses 90 persen dari mereka yang menghadapi "tingkat kelaparan darurat," dan mengatakan hanya lima persen dari populasi Sudan yang mampu membeli makanan sehari-hari.

Di kamp-kamp transit yang penuh sesak di Sudan Selatan, tempat 600.000 orang dari Sudan mengungsi, "keluarga-keluarga datang dalam keadaan lapar dan disambut dengan lebih banyak kelaparan lagi," ujar badan pangan PBB tersebut.

Satu dari lima anak yang melintasi perbatasan mengalami kekurangan gizi, tambahnya.

Di seluruh Sudan, 18 juta orang menghadapi masalah ketahanan pangan yang akut, lima juta di antaranya berada dalam tingkat kelaparan yang sangat parah - klasifikasi darurat tertinggi di bawah kelaparan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas