Tak Ingin Perang Langsung Dengan Rusia, Mayoritas Warga Jerman Tolak Sumbang Rudal Taurus ke Kiev
Die Zeit menyatakan hanya 28 persen responden yang mendukung bantuan rudal jelajah tersebut ke Kiev.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Pendukung keputusan Kanselir Jerman Olaf Scholz untuk menolak mengirimkan rudal presisi tinggi Taurus ke Jerman semakin banyak.
Media Jerman Die Zeit memberitakan pendukung Olaf Scholz semakin banyak dibandingkan Februari lalu.
Dalam jajak pendapatnya, Die Zeit menyatakan hanya 28 persen responden yang mendukung bantuan rudal jelajah tersebut ke Kiev.
Baca juga: Barat: Rusia Intensifkan Serangan Udara Untuk Caplok Wilayah Ukraina di Donetsk
Sementara, 58 persen sangat menentang penyediaan rudal dengan jangkauan 500 kilometer tersebut.
Bahkan lebih dari separuh dari mereka (31 persen) meminta agar Jerman tidak memasok senjata apa pun ke Ukraina.
Sedangkan 14 persen tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut.
Survei terhadap 2.169 warga Jerman dilakukan pada 1 hingga 5 Maret, setelah kanselir secara eksplisit mengesampingkan pengiriman rudal jelajah Taurus pada Senin pekan lalu.
Di balik penolakan Scholz adalah ketakutan bahwa Jerman akan terlibat perang jika rudal jelajah menghantam wilayah Rusia, atau jika tentara Jerman dikerahkan di Ukraina untuk membantu operasi sistem tersebut.
Dengan cara ini, Scholz memiliki pemikiran yang sama dengan publik Jerman. Hasil jajak pendapat YouGov yang mengukur penolakan terhadap pemberian Tauri telah berubah dalam beberapa minggu terakhir saja.
Pada awal Februari (survei dilakukan pada tanggal 2 hingga 6 Februari), 31 persen masih mendukung dan hanya 49% menolak ketika ditanya pertanyaan yang sama.
Baca juga: Berharga Selangit, 7 Senjata Canggih NATO Luluh Lantak Jadi Bulan-bulanan Rusia di Ukraina
Rusia baru-baru ini menerbitkan percakapan yang disadap antara pejabat tinggi Angkatan Udara Jerman mengenai Taurus dalam upaya untuk menghalangi pengiriman senjata tersebut.
Gara-gara rekaman rapat bocor
Isu Jerman akan mengirim rudal Taurus tersebut mencuar setelah bocornya rapat para pejabat militer senior negara anggota NATO Inggris, Prancis, Amerika Serikat dan Jerman. Mereka akan menggunakan sejumlah rudal paling canggih untuk menghancurkan jembatan Krimea.
The Wall Street Journal menyebutkan bahwa seorang pejabat senior Jerman telah mengonfirmasi keasilan rekaman pertemuan online para perwira angkatan udara di platform WebEx komersial yang tidak terenkripsi.
Disebutkan, saat itu salah satu pejabat yang ikut dalam pertemuan online menggunakan ponselnya dari sebuah kamar di Singapura.