Daftar 9 Penerima Nobel Arsitektur dari Jepang, Terbaru Riken Yamamoto
Selain Riken Yamamoto, 8 penerima Nobel Arsitektur lainnya dari Jepang. Siapa saja mereka?
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Riken Yamamoto (78) diumumkan menerima Penghargaan Pritzker, Nobel Arsitektur, Selasa (5/3/2024).
Dia diundang ke Amerika Serikat untuk menerima langsung penghargaan tersebut pada musim semi mendatang.
Baca juga: Sama Seperti Jepang, Masyarakat Indonesia Semakin Malas Menikah, Ada Apa?
Riken Yamamoto menjadi arsitek Jepang ke-9 yang menerima penghargaan tersebut.
1. Kenzō Tange (alm)
Kenzo Tange adalah ayah dari Yoshitaka Paul Tange.
Dia menerima penghargaan Nobel Arsitektur tahun 1987.
Magister Arsitektur ini adalah salah satu arsitek paling signifikan di abad ke-20, yang menggabungkan gaya tradisional Jepang dengan modernisme.
Ia berperan penting dalam Masyarakat Jepang Pasca-Perang Dunia dan konsep arsitekturnya yang menakjubkan dan visioner memimpin Juri Pritzker menganugerahkannya Penghargaan Pritzker, menjadikannya Arsitek Jepang pertama yang memenangkan Nobel arsitek bergengsi dan sangat terkenal ini.
2. Fumihiko Maki
Penghargaan Arsitektur terbaik kedua diterima Fumihiko Maki tahun 1993.
Maki adalah Legenda Arsitektur. Saat ini, di usia 95 Tahun, Maki masih bekerja dan masih mengajar Prinsip-Prinsip Arsitektur di Universitas Keio.
Pada tahun 1993 ia menerima Penghargaan Pritzker atas karya hidupnya yang sering mengeksplorasi Merintis penggunaan material baru dan memadukan budaya timur dan barat.
Baca juga: Peraih Nobel Perdamaian Bangladesh Mumammad Yunus Terancam Dipenjara
3. Tadao Ando (82)
Arsitek ketiga adalah Tadao Ando menerima Pritzker tahun 1995.
Ando adalah seorang arsitek otodidak yang pendekatannya terhadap arsitektur dan lanskap dikategorikan oleh sejarawan arsitektur Francesco Dal Co sebagai regionalisme kritis.
Ia dibesarkan di Jepang dan negara ini benar-benar membentuk gayanya sebagai seorang arsitek dan desainer melalui religi dan aspek budaya lainnya.
Gaya arsitektur Ando dikatakan menciptakan efek “haiku”, menekankan ketiadaan dan ruang kosong untuk mewakili keindahan kesederhanaan.
Ia lebih suka merancang sirkulasi spasial yang kompleks dengan tetap mempertahankan tampilan kesederhanaan.