Retorika Harris Indikasikan Netanyahu Kehilangan Dukungan AS, Ini Ketakutan Pejabat Israel
Kepada media, Wakil Presiden AS Kamala Harris menyampaikan ketakutan pemerintah mengenai krisis kemanusiaan di Gaza. Ia menyinggung pemerintah Israel.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris secara jelas mengisyaratkan semakin besarnya keretakan hubungan antara Pemerintahan Joe Biden dan pemerintahan Netanyahu.
Dalam wawancara , mengenai situasi di Gaza, Palestina, dengan CBS Sabtu kemarin, Harris membedakan antara rakyat Israel dan pemerintah Netanyahu.
"Penting untuk membedakan dan tidak menyamakan pemerintah Israel dengan rakyat Israel," kata Harris.
Baca juga: Rabi Yahudi Serukan Umatnya Pindah Negara Jika Dipaksa Wajib Militer, Israel Terancam Guncang
“Pekerjaan kita sebagai Amerika adalah melakukan apa yang harus kita lakukan, dan apa yang selalu kita lakukan, adalah membela keamanan Israel dan rakyatnya, dan juga melakukan apa yang telah kita lakukan secara tertutup dan di depan umum, memaksakan jalan yang lebih baik. maju dalam hal apa yang terjadi sekarang di Gaza," terang Harris.
Harris juga berbagi ketakutan pemerintah mengenai krisis kemanusiaan di Gaza.
“Terlalu banyak warga sipil Palestina, orang-orang tak berdosa yang terbunuh,” sambungnya.
Mengulangi sikap juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller pekan lalu, Harris mengimbau Israel harus berbuat lebih baik dalam masalah ini dan perlu memberikan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.
Harris lebih lanjut mencatat perlunya gencatan senjata selama enam minggu untuk dapat memfasilitasi masuknya bantuan bagi warga sipil Gaza tak berdosa yang sangat membutuhkannya.
"Ini adalah bencana kemanusiaan, seperti yang saya katakan, dan ini harus diatasi," ujar Harris.
Pejabat senior keamanan Israel menyadari pernyataan Kamala Harris bisa jadi indikasi bahwa Netanyahu kehilangan dukungan AS.
Mereka juga telah mengatakan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahwa hubungannya yang buruk dengan pemerintahan Biden bisa jadi masalah di masa mendatang, demikian Channel 13 melaporkan pada Sabtu.
Tak menutup kemungkinan AS akan mempertimbangkan kembali kiriman pasokan senjata ke Israel.
Menurut laporan tersebut, selama diskusi kabinet perang, para pejabat Israel menyatakan memburuknya hubungan pemerintahan Biden dan Nenyahu dapat membahayakan bantuan AS di masa depan untuk Israel.
Para pejabat menekankan ketegangan seperti itu semakin meningkat menjelang pemilu AS mendatang.
Namun, Harris sekali lagi menegaskan bahwa tugas AS adalah membela keamanan Israel dan rakyatnya.
"Rakyat Israel berhak atas keamanan, seperti halnya rakyat Palestina, dalam ukuran yang sama," kata Harris.
Jauh sebelumnya, Presiden AS Biden meminta Netanyahu menghentikan perluasan pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki pasukan Israel.
Ia juga berharap Netanyahu memerintahkan IDF meminimalisir korban jiwa dari kalangan sipil dalam perang melawan Hamas Gaza.
Namun, faktanya Israel membabi buta melancarkan serangan hingga menewaskan lebih dari 30 ribu warga Gaza.
Netanyahu juga menolak gagasan dua negara untuk menyelesaikan konflik Israel Palestina.
Ia justru menentang pembentukan negara Palestina dalam waktu dekat. Mirisnya disetujuianya pula proyek pembangunan ribuan unit rumah baru untuk pemukim Israel di Tepi Barat.