Sukses Menggurui Barat, Houthi Siapkan Lebih Banyak 'Kejutan' untuk Israel & AS, Apa Itu?
Houthi berjanji akan menyiapkan lebih banyak 'kejutan' untuk Israel dan Amerika Serikat.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Tiara Shelavie

TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Houthi atau Ansarallah di Yaman berjanji akan menyiapkan lebih banyak “kejutan” untuk Israel dan Amerika Serikat (AS).
Sudah selama hampir empat bulan Houthi terus menyerang kapal-kapal yang terafiliasi dengan Israel di Laut Merah.
Serangan itu dilakukan Houthi sebagai bentuk dukungan kepada warga Palestina di Gaza yang kini digempur oleh Israel.
Adapun gara-gara serangan itu, volume barang yang diangkut melintasi di Laut Merah berkurang hingga 80 persen daripada sebelumnya.
Houthi bersumpah akan terus menyerang kapal-kapal terafiliasi dengan Israel sampai negara Zionis itu menghentikan perang di Gaza.
“Kami punya keyakinan kuat dalam kepemimpinan kami dan keputusannya, yang mendorong kami untuk meneruskan operasi ini demi mendukung saudara kita di Gaza,” kata pemimpin Houthi bernama Abdul Sattar Al-Nehmi ketika diwawancawai media setempat, dikutip dari Sputnik News.
Al-Nehmi tidak menjelaskan apa “kejutan” yang sedang disiapkan Houthi untuk Israel dan sekutu dekatnya itu.
Namun, dia menegaskan bahwa kampanye militer di Luat Merah akan terus dilakukan hingga pihaknya berhasil membuat negara-negara besar memaksa Israel untuk bertekuk lutut.
Sementara itu, pemimpin Houthi lainnya yang bernama Abdul-Malik Al-Houthi mengungkap jumlah serangan yang telah dilakukan.
Dia menyebut sudah ada 96 serangan rudal dan pesawat tanpa awak yang dilancarkan pihaknya. Adapun jumlah kapal yang ditargetkan sudah mencapai 61.
Barat kalah dalam perang asimetris
Baca juga: Pejabat Houthi Janji Kejutkan AS dan Israel, Pura-pura Tepis Hubungan Baik dengan Iran?
Sementara itu, wartawan Bloomberg bernama Marc Champion menyebut Houthi telah berhasil “menggurui” Barat dalam perang asimetris.
Perang asimetris adalah perang yang melibatkan pihak-pihak yang memiliki perbedaan kekuatan militer dan strategi yang signifikan.
Champion mengklaim satuan tempur kapal induk AS bahkan tidak berhasil mengekang Houthi agar tidak melancarkan serangan.
“Tantangan pertama ialah bahwa kemajuan dalam produksi rudal dan pesawat tanpa awak telah mendemokratisasi senjata yang sangat kuat hingga baru-baru ini hanya tersedia bagi negara-negara terkaya,” tulis Champion.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.