Deborah, Wanita Amerika Ini Terluka karena Serangan Tentara Israel di Gaza, Ingin AS Mendukung Gaza
Seorang wanita asal Amerika Serikat, Deborah Darwel mengalami langsung saat-saat dia terluka karena serangan tentara Israel.
Penulis: Muhammad Barir
Wanita Amerika Ini Mengalami Langsung Dia Terluka karena Serangan Israel, Ingin Amerika Dukung Gaza
TRIBUNNEWS.COM- Seorang wanita asal Amerika Serikat, Deborah Darwel mengalami langsung saat-saat dia terluka karena serangan tentara Israel.
Karena pengalaman yang dialaminya itu, Deborah Darwel ingin agar pemerintah Amerika Serikat lebih mendukung Gaza, bukan mendukung Israel.
Deborah Darwel, seorang penduduk lama Gaza, diselamatkan dari bawah puing-puing setelah serangan udara Israel yang menargetkan apartemennya di Deir al Balah.
Komentar pertamanya: "Saya tidak ingin Israel mengambil alih Palestina" katanya dalam video yang viral.
Warga Amerika, Deborah Darwel, yang menjadikan Gaza sebagai rumahnya dan terluka dalam serangan Israel baru-baru ini.
Dia menyerukan dukungan global bagi warga Palestina, terutama dari negara-negara Arab dan Amerika, dengan mengatakan bahwa apa yang terjadi di wilayah kantong yang terkepung itu sangat tidak adil.
Darwel mendesak seluruh warga Amerika untuk berdiri dalam solidaritas terhadap Gaza, dan menekankan pentingnya mengakhiri ketidakadilan yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.
“Saya di sini karena saya tidak ingin Israel mengambil seluruh Gaza dan Palestina,” katanya.
Baca juga: Ini Hukuman untuk Warga Afrika Selatan yang Ikut Bantu Tentara Israel jika Mereka Pulang ke Afsel
Deborah Darwel telah diselamatkan dengan luka di sekujur tubuhnya menyusul serangan udara Israel yang menargetkan apartemennya di Deir al Balah di Gaza tengah.
Tim Pertahanan Sipil Palestina menyelamatkan Darwel pada hari Selasa setelah apartemennya hancur, menurut saksi mata yang berbicara kepada Anadolu Agency.
Darwel, 62, yang telah tinggal di Gaza selama bertahun-tahun, setelah ditarik dari reruntuhan dan dipindahkan ke Rumah Sakit Martir Al Aqsa, mengatakan kepada Anadolu dalam sebuah pernyataan:
“Israel mengebom apartemen saya… dan saya pikir saya akan mati hanya karena Saya tidak bisa bernapas dan tidak bisa bergerak."
Dia mengatakan dia menjerit kesakitan saat bongkahan besar puing-puing berjatuhan di punggung dan kakinya.