AS Minta Panama untuk Larang Kapal-kapal Terkait dengan Iran, Panama Pusat Registrasi Kapal Dunia
Amerika Serikat telah meminta Panama untuk melarang kapal-kapal Iran yang terkena sanksi membawa benderanya, kata seorang pejabat AS pada 13 Maret.
Penulis: Muhammad Barir
AS Minta Panama untuk Larang Kapal-kapal Terkait dengan Iran, Panama Pusat Registrasi Kapal Dunia
TRIBUNNEWS.COM- Amerika Serikat telah meminta Panama untuk melarang kapal-kapal Iran yang terkena sanksi membawa benderanya, kata seorang pejabat AS pada 13 Maret.
“Iran dan pihak-pihak yang terkait dengan Iran berusaha menghindari sanksi di Panama. Mereka mencoba menyalahgunakan pencatatan bendera Panama,” kata Abram Paley, Wakil Utusan Khusus AS untuk Iran, pada hari Rabu.
Permintaan itu muncul ketika Paley sedang melakukan kunjungan ke Panama, yang menurutnya bertujuan untuk memastikan pendaftaran dan yurisdiksi pelayaran Panama tidak disalahgunakan oleh entitas yang berusaha menghindari sanksi kami terhadap Iran.
Paley menambahkan, enam kapal yang melanggar sanksi AS telah mengibarkan bendera Panama sejak awal tahun ini.
“Kami berharap pemerintah Panama akan terus bekerja sama dengan kami berdasarkan hukum domestik dan kewajiban internasional,” katanya.
Panama memelihara hubungan dekat dengan Washington.
Negara Amerika Tengah ini merupakan pusat registrasi kapal terbesar di dunia. Lebih dari 8.000 kapal berlayar di bawah benderanya, mewakili sekitar 16 persen armada global.
Panama juga merupakan penyedia bendera kenyamanan global terkemuka, yang memungkinkan pemilik kapal dan perusahaan pelayaran untuk mendaftarkan kapal di negara-negara yang tidak memiliki hubungan dengan mereka.
Pada bulan Januari tahun lalu, otoritas maritim Panama menarik benderanya dari lebih dari 130 kapal yang terkait dengan Iran atas permintaan Washington.
Para pejabat AS sebelumnya mendesak Panama untuk tidak membantu Iran mengabaikan sanksi AS atas penjualan minyak Iran.
Kapal perang Iran diizinkan berlayar melalui Terusan Panama pada Februari 2023, sehingga memicu kekhawatiran di AS.
Washington telah menyita beberapa pengiriman minyak Iran dalam beberapa tahun terakhir, mengklaim akan menegakkan sanksi AS terhadap Republik Islam tersebut.
Akibatnya, Teheran menuduh AS terlibat dalam pembajakan maritim.