Media Israel Sebut Fatah Salahkan Hamas atas Dampak Perang 7 Oktober
Media Israel menyebut bahwa Fatah, otoritas yang berkuasa atas Palestina saat ini, menyalahkan militan Hamas terkait dampak perang 7 Oktober.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Media Israel menyebut bahwa Fatah, otoritas yang berkuasa atas Palestina saat ini, menyalahkan militan Hamas terkait dampak perang 7 Oktober.
Seruan ini menandai pertama kalinya otoritas Palestina mengeluarkan pernyataan dan menyebut Hamas bertanggung jawab atas serangan tersebut.
"Merekalah yang bertanggung jawab atas kembalinya pendudukan ke Jalur Gaza dan menyebabkan (bencana) Nakba yang dialami warga Palestina," ungkap Fatah, seperti dikutip dari The Jerusalem Post.
Tuduhan tersebut muncul sebagai tanggapan atas kritik Hamas terhadap penunjukan Perdana Menteri baru Palestina Mohammad Mustafa.
Sosok Mustafa digambarkan sebagai mitra dekat Presiden Palestina, Mahmoud Abbad.
Tak tinggal diam, Hamas menyebut penunjukkan Mustafa sebagai keputusan individual.
Kelompok militan yang menguasai Gaza tersebut mengklaim bahwa Otoritas Palestina “disibukkan dengan langkah-langkah formal yang tidak memiliki substansi".
Mereka berpendapat bahwa pemerintahan baru Palestina tidak akan memiliki konsensus nasional.
Hamas juga menolak apa yang mereka sebut sebagai “kebijakan eksklusivitas dan memperdalam perpecahan pada momen bersejarah yang penting".
Selain itu, Hamas menyerukan konsensus dan persatuan nasional, serta pembentukan kepemimpinan yang bersatu dan penyelenggaraan “pemilihan umum yang bebas dan demokratis.”
Menyusul kritik Hamas, melalui jawaban yang diterbitkan pada Jumat (15/3/2024), Fatah mengecam kelompok militan tersebut.
Baca juga: Hamas hingga Jihad Islam Kecam Ditunjuknya Mohammad Mustafa oleh Abbas Jadi PM Palestina
“Apakah Hamas berkonsultasi dengan pemimpin Palestina atau partai nasional Palestina mana pun ketika mereka membuat keputusan untuk melakukan 'petualangan' pada 7 Oktober lalu, yang menyebabkan bencana yang lebih mengerikan dan lebih kejam dari Nakba tahun 1948?," urai Fatah.
“Dan apakah Hamas berkonsultasi dengan pemimpin Palestina yang sekarang sedang bernegosiasi dengan Israel dan menawarkan konsesi demi konsesi, yang tidak memiliki tujuan selain menjamin keamanan pribadi yang diterima oleh para pemimpinnya, dan mencoba mencapai kesepakatan dengan (Perdana Menteri Benjamin) Netanyahu akan mempertahankan perannya yang memecah belah di Gaza dan arena Palestina?," lanjut Fatah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.