Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mesir Kecam Niat Israel Serang Rafah: Ini Merugikan Warga Sipil

Mesir mengecam rencana Israel menyerang kota Rafah, Jalur Gaza Selatan.

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Mesir Kecam Niat Israel Serang Rafah: Ini Merugikan Warga Sipil
MOHAMMED ABED / AFP
Pengungsi Palestina berjalan di antara kios-kios di pasar jalanan darurat di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 14 Maret 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. 

TRIBUNNEWS.COM - Mesir mengecam rencana Israel menyerang kota Rafah, Jalur Gaza Selatan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kementerian Luar Negeri Mesir pada Minggu (17/3/2024).

Menurutnya, rencana Israel ini akan merugikan warga sipil di Rafah, di mana tempat 1,4 juta warga Gaza mengungsi dari perang Israel.

“Ini akan merugikan warga sipil Palestina yang mengungsi di Rafah sebagai tempat perlindungan terakhir di Gaza,” kata pernyataan itu, dikutip dari Anadolu Ajansi.

Sebelumnya Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyetujui rencana militer untuk operasi darat di Rafah meski ada penolakan Internasional.

Kemenlu mengatakan rencana Netanyahu ini mencerminkan ketidakpedulian kepada warga sipil.

“Setiap operasi (di Rafah), meskipun ada penolakan internasional, mencerminkan ketidakpedulian terhadap kehidupan warga sipil yang tidak bersalah, dan merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan hukum kemanusiaan internasional,” katanya.

BERITA REKOMENDASI

Mesir juga meminta Israel untuk menghentikan kebijakannya karena ini sudah keterlaluan.

"Hukuman kolektif terhadap penduduk Jalur Gaza, termasuk pengepungan, kelaparan, penargetan warga sipil tanpa pandang bulu, dan penghancuran infrastruktur," jelasnya.

Netanyahu juga berencana memindahkan warga sipil terlebih dahulu sebelum melancarkan serangannya.

Sementara itu, Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi mengatakan negaranya tidak akan membiarkan pengungsian paksa warga Palestina dari Jalur Gaza.

Baca juga: Abaikan Kecaman Internasional, Netanyahu Ngotot akan Serbu Rafah

"Mesir menolak pemindahan paksa warga Palestina ke wilayahnya dan tidak akan mengizinkannya,” kata pemimpin Mesir saat mengadakan pembicaraan dengan Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, di sela-sela pertemuan puncak Mesir-Eropa di Kairo.


Sisi juga menggarisbawahi perlunya gencatan senjata di Jalur Gaza.

Rencana Israel ini juga mendapat banyak kecaman dari berbagai pihak.

Sekutu global dan kritikus mendesak Netanyahu untuk menunda serangan terhadap Rafah, karena khawatir akan jatuhnya korban sipil dalam jumlah besar.

Meskipun dapat kecaman dari berbagai pihak, Netanyahu tetap ingin melancarakan rencananya untuk melakukan serangan darat di Rafah.

Ia mengklaim serangan di Rafah ini untuk mencapai berbagai tujuan Israel, salah satunya membebaskan sandera.

“Tekanan internasional sebesar apa pun tidak akan menghentikan kami untuk mewujudkan semua tujuan perang: melenyapkan Hamas, melepaskan semua sandera kami, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman terhadap Israel,” kata Netanyahu pada pertemuan pemerintah hari Minggu (17/3/2024).

Ia juga meminta kepada pasukannya untuk tidak tunduk dengan tekanan internasional.

“Kita tidak boleh menyerah pada tekanan-tekanan ini, dan kita tidak akan menyerah pada tekanan-tekanan ini,” tambahnya.

Ia menuduh tekanan Internasional ini agar mendesak Israel untuk mengadakan pemilu baru di tengah perang dan menggulingkan pemerintahannya.

“Mereka melakukan ini dengan mencoba menyelenggarakan pemilu sekarang, di tengah perang. Dan mereka melakukan ini karena mereka tahu bahwa pemilu sekarang akan menghentikan perang dan melumpuhkan negara setidaknya selama enam bulan,” katanya, dikutip dari Anadolu Anjansi.

Menurutnya, apabila perang berhenti saat ini, maka akan membuat Israel kalah dalam konflik ini.

"Jika kita menghentikan perang sekarang sebelum semua tujuannya tercapai, itu berarti Israel kalah perang, dan kami tidak akan membiarkan hal itu terjadi," jelasnya.

Konflik Palestina vs Israel

Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.

Hingga saat ini, lebih dari 31.600 warga Palestina meninggal dunia.

Sebagian besar korban merupakan perempuan dan anak-anak.

Warga yang terluka telah mencapai 73.700 akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Perang Israel ini menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan sebagian besar makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Sementara 60 persen infrastruktur di wilayah Gaza telah rusak dan hancur.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas