Menlu Inggris Sebut Banyak Syarat Harus Dipenuhi untuk Gencatan Senjata Permanen di Gaza
David Cameron mengatakan jeda dalam pertempuran dan pembebasan tawanan dari Gaza sangat penting.
Penulis: Nuryanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, mengatakan jeda dalam pertempuran dan pembebasan tawanan dari Gaza sangat penting.
Namun, David Cameron menegaskan satu-satunya cara untuk menjamin perdamaian abadi adalah dengan menyingkirkan Hamas dari daerah kantong Palestina.
“Hal terpenting yang harus kita coba lakukan adalah mengubah jeda tersebut menjadi gencatan senjata permanen yang berkelanjutan,” ujar Cameron, Rabu (20/3/2024), dilansir Al Jazeera.
“Kami hanya akan melakukan hal itu jika seluruh persyaratan terpenuhi."
"Kami harus mengeluarkan para pemimpin Hamas dari Gaza," lanjutnya.
Diberitakan Reuters, pernyataan David Cameron muncul ketika Washington meluncurkan dorongan diplomatik baru untuk gencatan senjata, membebaskan sandera, dan mendatangkan bantuan makanan untuk menangkal kelaparan di daerah kantong Palestina.
Sementara, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengunjungi Timur Tengah pekan ini.
Antony Blinken akan bertemu dengan para pemimpin senior Mesir dan Arab Saudi untuk membahas arsitektur yang tepat untuk perdamaian abadi, meskipun tidak menyebutkan kunjungannya ke Israel.
Update Perang Israel-Hamas
Pengungsi yang berlindung di Rumah Sakit al-Shifa menceritakan rincian penyerangan dan pengepungan tentara Israel terhadap kompleks medis di Kota Gaza.
WHO mengatakan semakin banyak anak-anak di Gaza yang berada di ambang kematian akibat kelaparan akut, dan bayi baru lahir meninggal karena berat badan lahir rendah.
Baca juga: Israel Bunuh 3 Petinggi Polisi Gaza dalam 24 Jam Terakhir, Al-Bayoumi Tewas Bersama Anak-anaknya
Korban tewas akibat serangan Israel di kamp pengungsi Nuseirat meningkat menjadi 27 orang.
Serangan Israel lainnya terhadap tim distribusi bantuan di Kota Gaza menewaskan 23 orang.
Menteri Luar Negeri Israel mengutuk tindakan Kanada yang melarang ekspor senjata di masa depan, dan memperingatkan bahwa sejarah akan menilai tindakan tersebut dengan keras.
Sebanyak 24 orang tewas dalam serangan Israel terhadap konvoi bantuan di utara Kota Gaza.