Peraih Nobel Arsitek dari Jepang Berharap Kalangan Arsitek Lestarikan Sistem Kampung di Indonesia
Riken Yamamoto sangat berharap agar sistem kampung di Indonesia dapat dilestarikan oleh kalangan arsitek Indonesia sendiri.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Peraih Nobel Arsitek dari Jepang, Riken Yamamoto sangat berharap agar sistem kampung di Indonesia dapat dilestarikan oleh kalangan arsitek Indonesia sendiri.
"Dulu sekitar 30 tahun lalu saya pernah ke Bali Indonesia bersama staf perusahaan saya dan sekitar 20 tahun lalu ke Bali lagi bersama keluarga saya. Senang sekali melihat Bali terutama arsitekturnya," kata Riken Yamamoto khusus kepada Tribunnews.com, Kamis (21/3/2024).
Meskipun kelahiran di Beijing, Yamamoto asli orang Jepang.
Ayahnya, Yamamoto berasal dari dari Shiga Jepang sebagai insinyur, saat itu bekerja di Beijing dan ibunya kelahiran Yokohama Jepang.
Baca juga: Haruka Nakagawa, Mantan Anggota JKT48 Jadi Duta Wisata Ehime-Iyo Jepang
"Saat saya ke Bali, saya melihat sistem kampung di Indonesia. Orang Bali tinggalnya beberapa rumah satu keluarga di satu lapangan tanah luas dan ada juga kuburan keluarganya di dalam lingkaran rumah-rumah bersama itu. Hal demikian sangat menarik bagi saya," lanjutnya.
Yamamoto berharap jika suatu saat berkunjung lagi ke Indonesia, dia ingin melihat kampung lain yang ada di Jakarta, untuk mengetahui seperti apa sistem hunian di sana.
"Kalangan arsitek Indonesia diharapkan bisa melestarikan sistem kampung tersebut yang sangat bagus bagi komunitas dan bisa saling kenal dekat, kerja sama juga jadi bagus, kompak bersama-sama bisa meningkatkan kehidupan kita semua," ujarnya.
Konsep arsitek Yamamoto memang banyak ke arah Komunitas dan Transparan seperti hasil karya-karyanya selama ini.
Misalnya yang dibangun di Hiroshima, sebuah gedung pemadam kebakaran dengan konsep transparan mudah bergerak sehingga terlihat semua gerakan aktivitas oleh semua orang.
"Satu komunitas yang transparan dan bosnya berada di tengah sehingga mudah memonitor semua gerak bawahannya," kata dia.
Konsep Komunitas itu akan membuat sesama kita akan dengan mudah bisa saling membantu satu sama lain.
Kalau sudah bisa kelihatan, transparan demikian, dalam satu komunitas, tentu akan memudahkan kerja bersama dan saling bantu pula.
Baca juga: Lagi, Mantan Presiden AS Donald Trump Dinominasikan Raih Hadiah Nobel Perdamaian
Yamamoto juga mengingatkan sistem sentralisasi yang membuat banyak rakyat di daerah mungkin juga akan mengalami bergerak.