Netanyahu Ubah Aturan Wamil demi Bela Yahudi Ultra-Ortodoks
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Kamis (28/9/2024) mengubah aturan wajib militer untuk membela Yahudi Ultra-Ortodoks.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Sri Juliati
Meskipun anggota kabinet perang Benny Gantz dan ketua partai Persatuan Nasional, menyambut baik perintah pengadilan tersebut, pemimpin partai Persatuan Torah Yudaisme, Yitzhak Goldknopf, mengecamnya.
Aksi Demo Yahudi Haredi
Perselisihan yang terjadi dalam politik Israel semakin meningkat.
Di tengah pertikaian ekstrim dalam posisi dan pendapat mengenai administrasi perang dan negosiasi, Yahudi Haredi dan pemukim Israel lainnya terlibat bentrok.
Alasan keduanya bentrok adalah karena penolakan terhadap hukum wajib wajib militer pendudukan Israel dengan IDF.
Media Israel melaporkan demonstrasi Yahudi Haredi ini telah dimulai pada 16 Maret di persimpangan pemikman Ra'anana, utara Tel Aviv dan di Institut Sains Weizmann di pemukiman Rehovot.
Para pendemo juga memblokir Jalan Raya Ayalon di pusat "Tel Aviv" sebagai protes terhadap pemerintah Israel.
Aksi protes juga terjadi di depan Kementerian Kemanan di Tel Aviv.
Para pengunjuk rasa yang berasal dari keluarga tawanan Israel mengancam akan 'membakar Israel jika perlu'.
Sementara di Kaplan dan di Kota Haifa, ribuan orang juga turut turun ke jalan.
Ratusan orang berbaris dan mencapai Horev Center.
Mereka menyerukan kemajuan dalam kesepakata dan mendesak pengunduran diri Netanyahu.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Netanyahu