Perang Rusia-Ukraina Hari ke-765: Prancis Bongkar Rekrutmen Tentara Ilegal ke Ukraina
Perang Rusia-Ukraina hari ke-765: Prancis mengungkap adanya situs rekrutmen tentara ilegal untuk menjadi sukarelawan perang ke Ukraina.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-765 pada Jumat (29/3/2024).
Hari ini pukul 01.06 waktu setempat, satu orang terluka akibat penembakan Rusia di wilayah Dnipro.
Sebelumnya, pukul 00.35 waktu setempat, Rusia menyerang sejumlah fasilitas infrastruktur penting di Dnipro.
Beberapa drone ditembak jatuh di wilayah Cherkasy, seperti diberitakan Suspilne.
Jet Tempur Rusia Jatuh di Laut Krimea
Jet tempur SU-35 Flanker Rusia jatuh di laut lepas Sevastopol, Krimea pada Kamis (28/3/2024).
Video yang tersebar di media sosial menunjukkan sebuah jet terbakar, berputar ke laut dan meledak.
"Pilot tersebut berhasil melontarkan diri dan dijemput oleh tim penyelamat," kata Mikhail Razvozhayev, gubernur Krimea yang dilantik Rusia, tetapi tidak memberikan rincian mengenai penyebab kecelakaan itu.
Zelensky Kembali Minta Dana ke AS
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menelepon Mike Johnson, ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS), untuk menyetujui bantuan militer ke Ukraina, Kamis.
“Kami menyadari bahwa ada perbedaan pandangan di DPR AS mengenai bagaimana langkah selanjutnya, namun kuncinya adalah menjaga isu bantuan ke Ukraina sebagai faktor pemersatu,” kata Zelensky, dikutip dari The Guardian.
Presiden Ukraina itu menjelaskan kepada DPR AS terkait meningkatnya teror Rusia terhadap Ukraina.
Upaya Rayu NATO, Zelensky Sebut Rusia Bisa Serang Mereka
Presiden Zelensky dalam sebuah wawancara dengan CBS, memperingatkan Presiden Rusia, Vladimir Putin, akan mendorong perang Rusia dengan sangat cepat ke wilayah NATO jika tidak dihentikan di Ukraina.
Baca juga: Pembela Zelensky Dipecat, Jadi Korban Perombakan Sistem Pemerintahan Ukraina
Ia mengakui pasukan Ukraina tidak siap untuk bertahan melawan serangan besar Rusia yang akan segera terjadi.
Presiden Ukraina itu menyoroti pentingnya sistem pertahanan rudal Patriot Amerika dan lebih banyak artileri.
Zelensky: Rusia akan Siapkan Serangan Besar pada Mei-Juni
Dalam wawancara dengan CBS News, Zelensky mengatakan Ukraina sedang bersiap untuk menghadapi kemungkinan serangan besar dari Rusia pada musim panas.
“Kami mulai mempersiapkan brigade untuk melakukan tindakan yang penting bagi kami. Kami telah menstabilkan situasi. Ini lebih baik dibandingkan dua atau tiga bulan lalu," kata Zelensky.
"Kami berbagi informasi dengan mitra kami dan mengatakan bahwa Rusia akan mempersiapkan tindakan serangan balasan dan ini bisa menjadi akhir dari perang. Mei atau Juni," ujarnya.
Karena alasan tersebut, Zelensky mencari bantuan dari mitranya untuk mempersiapkan pasukannya menghadapi Rusia, terutama pelatihan brigade.
Takut Dijual ke Rusia, Pabrik di AS Diminta Setop Pengiriman ke Luar Negeri
Pemerintah AS meminta perusahaan-perusahaan AS yang membuat dan menjual komponen yang dapat digunakan dalam rudal dan drone untuk menghentikan pengiriman barang tersebut ke lebih dari 600 pihak asing.
AS khawatir pihak asing tersebut menjual barang itu kepada Rusia, karena tentara Ukraina menemukan komponen buatan pabrik AS di dalam senjata yang digunakan Rusia.
“Dalam beberapa minggu terakhir, kami telah mengirimkan surat ke lebih dari 20 perusahaan Amerika, masing-masing berisi daftar lebih dari 600 pihak asing,” kata Matthew Axelrod, asisten sekretaris di departemen perdagangan, Kamis.
AS menghubungi bos perusahaan tersebut secara langsung untuk membahas langkah lebih lanjut guna mencegah produk mereka masuk ke Rusia.
NATO Peringati Ekspansi di Eropa
NATO telah melebarkan sayapnya ke negara bekas Uni Soviet di Eropa tengah dan Timur selama 20 tahun terakhir.
NATO memperingati perluasan anggota NATO pada hari Kamis.
Polandia dan Republik Ceko menjadi anggota NATO, disusul Bulgaria, Estonia, Latvia, Lituania, Rumania, Slovakia, dan Slovenia bergabung dengan NATO pada tanggal 29 Maret 2004.
Prancis Bongkar Rekrutmen Relawan Ilegal ke Ukraina
Pihak berwenang Prancis menemukan situs web yang berisi upaya rekrutmen palsu bagi sukarelawan Prancis untuk bergabung dalam perang di Ukraina.
“Situs ini adalah situs palsu pemerintah, yang disebarkan di jejaring sosial oleh akun-akun jahat, untuk kampanye disinformasi ,” kata kementerian tersebut, dikutip dari Le Monde.
Situs tersebut meminta para sukarelawan untuk meninggalkan rincian data diri dan kontak mereka.
Kementerian Pertahanan Prancis mengatakan situs tersebut ditutup oleh layanan Perancis.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa ada ribuan tentara Prancis yang berperang di Ukraina.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)