Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS Diam-diam Pasok Bom dan Jet Tempur ke Israel padahal Tolak Invasi Rafah, Gedung Putih Bungkam

Amerika Serikat (AS) diam-diam sepakat memasok bom dan jet tempur ke Israel padahal menolak Rafah diinvasi.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Nuryanti
zoom-in AS Diam-diam Pasok Bom dan Jet Tempur ke Israel padahal Tolak Invasi Rafah, Gedung Putih Bungkam
File photo: JN
Kota Rafah Dibombardir oleh Jet Tempur Israel. Amerika Serikat (AS) diam-diam sepakat memasok bom dan jet tempur ke Israel padahal menolak Rafah diinvasi. 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) diam-diam sepakat untuk memasok bom dan jet tempur ke Israel, padahal menolak Rafah diinvasi.

The Washington Post melaporkan, Gedung Putih telah menyetujui pengiriman bom dan jet tempur bernilai miliaran dolar ke Israel.

Negara Paman Sam itu bakal mengirim senjata ke Israel, meski sebelumnya secara terbuka menyatakan menolak rencana Israel melancarkan invasi darat ke Rafah.

Washington pun menyinggung nasib warga sipil tak berdosa yang bisa saja jadi korban bila Israel menyerang Rafah.

Berdasarkan laporkan Washington Post pada Jumat (29/3/2024), paket senjata baru tersebut mencakup lebih dari 1.800 bom MK84 seberat 2.000 pon dan 500 bom MK82 seberat 500 pon, menurut pejabat Pentagon dan Departemen Luar Negeri.

"Bom seberat 2.000 pon, yang dapat menimbulkan kerusakan pada orang-orang hingga jarak 1.000 kaki (300 meter)" kata laporan itu.

Kimberly Halkett dari Al Jazeera melaporkan dari Washington, D.C, transfer tersebut berjumlah sekitar $2,5 miliar.

BERITA TERKAIT

Jurnalis tersebut menambahkan, kesepakatan telah dicapai meskipun ada "keretakan yang semakin besar antara pemerintah Israel dan AS”.

"AS terus memberikan paket senjata kepada Israel sambil mendorong diakhirinya perang," lapor Halkett.

Meski panen kecaman internasional, Israel masih ngotot akan segera melancarkan invasi darat ke Rafah.

"Meskipun Washington secara terbuka menekan Israel untuk menghentikan perangnya di Gaza , langkah kebijakannya mengirimkan sinyal yang bertolak belakang," kata Marc Owen Jones, profesor studi Timur Tengah di Universitas Hamad Bin Khalifa, kepada Al Jazeera.

Rafah merupakan kota paling selatan di Jalur Gaza yang berbatasan dengan Mesir dan tempat sekitar 1,5 juta warga Palestina yang terpaksa mengungsi berlindung.

Baca juga: Berita Populer Internasional: Tanda-tanda Invasi Rafah, Protokol Hannibal Tentara Israel

Pada Sabtu (30/3/2024), Kementerian Luar Negeri Palestina mengkritik AS.

Melalui postingan di X, Kemenlu Palestina menuntut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk berhenti membunuh warga sipil.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas