Netanyahu Digeruduk Warga Pasca Jalani Operasi Hernia, Didesak Mundur Dari Jabatan Perdana Menteri
Operasi besar itu dilakukan atas rekomendasi dokter Israel yang menyarankan Netanyahu agar segera mengangkat penyakit hernia yang dimilikinya
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Pasca dinyatakan mengidap penyakit hernia, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu langsung dijadwalkan menjalani operasi dengan anestesi total pada Minggu (31/3/2024).
Operasi besar itu dilakukan atas rekomendasi dokter Israel yang menyarankan Netanyahu agar segera mengangkat penyakit hernia yang dimilikinya. Kantor PM Israel menyebut operasi Netanyahu telah berjalan sukses. Saat ini Netanyahu berada dalam kondisi yang baik dan mulai pulih.
"Operasi dilakukan dengan anestesi total. Kali ini, posisi perdana menteri untuk sementara akan ditempati oleh Wakil Perdana Menteri dan Menteri Kehakiman Yariv Levin," ungkap Kantor PM Israel, dikutip dari Reuters.
Baca juga: Malaysia Siaga Tinggi Tingkatkan Keamanan Tokoh Penting, usai Tangkap Diduga Mafia Israel Bersenjata
Namun ditengah proses pemulihan Netanyahu, puluhan ribu warga Israel dilaporkan turun kejalanan kota Tel Aviv sambil memblokir semua akses jalanan.
Di Yerusalem, ratusan pengunjuk rasa mengepung kediaman pribadi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Para demonstran anti-pemerintah itu kompak melakukan demo untuk menuntut pengunduran diri Netanyahu dari jabatan perdana menteri serta pembebasan sandera Israel yang ditahan di Gaza.
Mereka menilai Netanyahu dan pemerintah sayap kanan telah gagal menjalankan tugas karena tak bisa merampungkan gencatan senjata dengan Hamas dan menjamin pembebasan sekitar 130 sandera yang diyakini masih berada di Gaza.
Alasan ini yang membuat puluhan ribu demonstran murka hingga mereka nekat turun kejalanan untuk menuntut pemilihan umum dini, menggulingkan Netanyahu dari jabatannya sebagai perdana menteri.
"Setelah enam bulan, sepertinya kami memahami bahwa Netanyahu adalah sebuah hambatan," kata seorang demonstran Einav Moses, yang ayah mertuanya Gadi Moses menjadi sandera Hamas di Gaza.
“Mereka mengatakan ingin menggulingkan Netanyahu; mereka bilang mereka muak dengan kebijakannya, yang tidak melihat kembalinya sisa tawanan Israel yang ditahan di Gaza,” imbuh Hamdah Salhut dari Al Jazeera, yang melaporkan demonstrasi di Yerusalem Barat.
Baca juga: Malaysia Ringkus Pasutri yang Pasok 6 Pistol dan 200 Peluru ke Mata-mata Mossad Israel
Netanyahu Disebut Gagal Pimpin Israel
Sebagai informasi, demo seperti ini hampir digelar warga Israel di setiap akhir pekan sebelum perang tanggal 7 Oktober. Warga Israel melakukan aksi unjuk rasa menentang pemerintahan Netanyahu yang diduga melakukan berbagai pelanggaran hukum.
Demonstran juga menilai Netanyahu adalah gambaran tokoh pemimpin yang gagal menyelamatkan lebih dari ratusan warga yang jadi tawanan Hamas. Imbas masalah ini popularitas Netanyahu di Israel mulai memudar.
Dalam jajak pendapat di surat kabar Maariv pada 18-19 Oktober lalu, nama Benjamin Netanyahu kalah saing dengan mantan menteri pertahanan Benny Gantz.
“Netanyahu akan mundur. Sama seperti pejabat tinggi militer, intelijen, dan GSS (badan intelijen). Karena mereka gagal,” tulis surat kabar harian Israel Hayom.
Lebih lanjut Ketika ditanya siapa yang paling bersalah atas serangan Gaza, 44 persen warga Israel menyalahkan Netanyahu. Sementara 33 persen menyalahkan kepala staf militer dan pejabat senior IDF, dan 5 persen menyalahkan Menteri Pertahanan.