Intel Rusia: Washington Diduga Terlibat Teror Balai Kota Crocus, Kambing Hitamkan ISIS
Rusia kini mulai mencurigai adanya keterlibatan AS terhadap aksi terorisme internasional, termasuk tragedi di Balai Kota Crocus pada dua pekan lalu.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Rusia kini mulai mencurigai adanya keterlibatan Amerika Serikat terhadap aksi terorisme internasional, termasuk tragedi di Balai Kota Crocus pada dua pekan lalu.
Layanan pers Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) menyebutkan kecurigaan tersebut muncul karena Washinton selalu berupaya untuk membebaskan rezim Kiev dan kelanjutan pasokan bantuan ke Ukraina setelah serangan teroris pada 22 Maret di sebuah konser yang ramai di Balai Kota Crocus di pinggiran kota Moskow.
“Menjadi jelas bahwa, dengan menutupi rezim kriminal Kiev dan memberikan bantuan, AS berisiko dicurigai terlibat dalam terorisme internasional,” kata pernyataan SVR dikutip dari kantor berita TASS, Selasa (2/4/2024).
Baca juga: Musuhan Soal Ukraina, Rusia Klaim Anggota Parlemen Barat Kompak Belasungkawa Soal Teror Crocus
Presiden AS Joe Biden dituding terus berusaha membentuk gambaran yang menyimpang tentang serangan teror besar di jantung Rusia.
Rusia menuding, Departemen Luar Negeri, badan intelijen AS, organisasi non-pemerintah yang terafiliasi, dan media telah ditugaskan untuk membersihkan komunitas global dari segala kecurigaan yang dilakukan Volodymyr Zelensky dan rekannya terlibat dalam kejahatan tersebut,” kata SVR.
“Gedung Putih khawatir bahwa penemuan sidik jari Kiev dalam insiden tersebut akan mengungkap sifat teroris rezim Ukraina dan, dengan demikian, sepenuhnya melemahkan rencana Washington untuk meningkatkan dukungan terhadap Ukraina,” tambahnya.
Kambinghitamkan ISIS
SVR juga mencurigai bahwa pernyataan AS yang terus menerus menuding ISIS sebagai dalang dalam penembakan yang menewaskan 147 orang tersebut untuk mengalihkan perhatian.
Dalam kerangka instruksi ini, tulis SVR, struktur AS yang relevan menyampaikan informasi kepada sekutu dan mitra AS mengkambinghitamkan ISIS sebagai pelakunya.
"Mereka berusaha meyakinkan Wilayat Khorasan, cabang organisasi teroris ISIS [Negara Islam Irak dan Suriah] di Afghanistan, yang dilarang di Rusia, bertanggung jawab atas serangan teror itu," tulis SVR.
Baca juga: Teror di Crocus Tak Pengaruhi Serangan Rusia, Rudal dan Drone Terus Beterbangan di Angkasa Ukraina
Tersangka ke -10 Ditangkap
Sementara itu petugas Rusia menangkap tersangka ke-10 kasus penembakan Balai Kota Crocus.
Pengadilan Distrik Basmanny menyebut tersangka baru tersebut adalah Yusufzoda Yakubjoni, seorang warga negara Tajikistan.
Ia akan ditahan hingga 22 Mei dan menghadapi tuduhan terlibat dalam mengorganisir aksi teroris.
Penyelidik Komite Investigasi Rusia menyebutkan, beberapa hari sebelum insiden Crocus, Yusufzoda diyakini telah mentransfer uang kepada salah satu tersangka yang diduga terlibat, untuk menyediakan akomodasi bagi para teroris.
Setelah penyerangan tersebut, ia mentransfer sejumlah uang lainnya kepada salah satu pelaku pembantaian tersebut, klaim penyelidik juga.
Laporan media lokal, yang mengutip berkas kasus pengadilan, mengklaim bahwa Yusufzoda lahir pada tahun 1998 dan memiliki seorang istri dan tiga anak.
Selama penangkapannya pekan lalu, dia dikatakan “secara aktif melawan” polisi dan menolak memberikan dokumen identitas.
Pada hari Minggu, Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) juga menahan empat militan di wilayah selatan Dagestan yang dituduh berperan dalam pendanaan dan penyediaan peralatan untuk serangan teroris Balai Kota Crocus.
Pengadilan Basmanny sebelumnya telah menyetujui penangkapan empat pria yang diyakini melakukan serangan tersebut, serta lima orang lainnya yang dituduh membantu teroris dengan memberi mereka uang, kendaraan, dan apartemen. (TASS/Russia Today)