Serangannya Jadi 'Bumerang', Israel bak Pesakitan di Depan Sekutunya & Dikecam AS-Inggris-Australia
Israel kini bak pesakitan di depan sekutunya setelah menyerang konvoi World Kitchen Central (WCK).
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM – Israel kini bak pesakitan di depan sekutunya setelah menyerang konvoi World Kitchen Central (WCK), sebuah lembaga nirlaba, di Jalur Gaza pada hari Senin pekan ini.
Serangan itu bisa dikatakan justru menjadi “bumerang” bagi Israel sendiri karena mendatangkan kecaman keras dari sekutu-sekutunya.
Dilaporkan ada tujuh staf WCK yang tewas dalam serangan itu. Beberapa di antaranya adalah warga negara Inggris dan Amerika Serikat (AS).
Kedua negara sekutu Israel itu langsung kompak mengecam Israel sehubungan dengan peristiwa tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim tentaranya telah melakukan kekeliruan alias tidak sengaja menyerang konvoi WCK.
“Sayangnya kemarin ada peristiwa tragis yang di dalamnya pasukan kami secara tidak sengaja menyerang nonkombatan di Jalur Gaza,” kata Netanyahu dalam video pernyataannya, dikutip dari Reuters.
“Ini terjadi dalam perang.”
Namun, hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Badan Verifikasi Sanad menyimpulkan bahwa tentara Israel memang sengaja menargetkan konvoi WCK.
Kesimpulan itu didapat berdasarkan informasi sumber terbuka, pernyataan saksi mata, dan foto dari tempat kejadian perkara (TKP), kronologi, dan lini masa geografi di TKP.
Adapun dalam pernyataan WCK pada hari Selasa, (2/4/2024), disebutkan bahwa para pekerja WCK berangkat dari gudang di Deir Balah guna menyalurkan bantuan makanan sebanyak 100 ton.
Dikutip dari Al Jazeera, WCK mengatakan sudah berkoordinasi dengan Israel perihal penyaluran itu, tetapi Israel tetap menyerangnya.
Baca juga: PM Australia Telepon Netanyahu, Marah Tak Terima Serangan Israel Tewaskan Warganya di Gaza
Israel berjanji akan menyelidiki kasus serangan itu secara transparan.
Namun, hal itu tak bisa meredam kemarahan dari AS, Inggris, dan Australia yang kehilangan warga negaranya karena serangan itu.
Israel kini bak “pesakitan” di depan sekutu-sekutunya dan berusaha menjelaskan apa yang terjadi.
Berikut sejumlah kecaman dari tiga sekutu Israel, dimulai dari Australia
Australia
Australia marah besar atas serangan terhadap konvoi WCK di Gaza.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese bahkan sampai menelepon Netanyahu untuk mengungkapkan kegusarannya.
Seorang warga Australia bernama Lalzawmi “Zomi” Frankcom tewas dalam serangan itu.
Albanese mengatakan serangan Israel itu hanya akan menambah keprihatinan dunia atas hilangnya nyawa di Gaza.
Dia menginginkan tanggung jawab penuh Israel atas peristiwa itu.
“Menyampaikan kepada Perdana Menteri Netanyahu bahasa yang sangat jelas bahwa warga Australia marah atas kematian ini, atas tragedi ini,” kata Albanese dikutip dari The Guardian.
Baca juga: Joe Biden Marah usai Israel Bunuh 7 Pekerja Kemanusiaan, Sebelumnya Netanyahu Malah Berdalih
“Saya menyampaikan kemarahan dan keprihatinan Australia atas kematian Zomi Frankcom,” katanya kepada para wartawan di Canberra pada hari Rabu.
Dia berujar Zomi adalah seorang pekerja asal Australia yang bekerja pada WKC untuk membantu warga Palestina di Gaza.
Inggris
Inggris memanggil Duta Besar Israel untuk Inggris, Tzipi Hotovely, di London guna memprotes serangan Israel terhadap konvoi WCK.
Dilaporkan ada tiga warga negara Inggris yang tewas dalam serangan itu.
“Saya memulai kecaman tegas dari pemerintah atas pembunuhan mengerikan itu,” kata Menteri Pembangunan dan Afrika, Andrew Mitchell, dikutip dari The Jerusalem Post.
Mitchel meminta adanya penyelidikan yang cepat dan transparan perihal kejadian itu.
Inggris dikenal sebagai sekutu Israel. Namun, Inggris kemudian memilih bergabung dengan masyarakat internasional yang mengecam Israel perihal akses bantuan kemanusiaan di Gaza.
Di media sosial X, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan Israel harus menjelaskan mengapa “peristiwa tragis itu bisa terjadi”.
Seperti Sunak, Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron juga menyoroti serangan itu.
“Mereka adalah orang-orang yang bekerja menyalurkan bantuan penyelamat hidup kepada orang yang amat membutuhkannya,” kata Cameron.
Baca juga: Israel Bunuh Pekerja WCK di Gaza, Inggris Marah Besar, AS Sedih & Hati Joe Biden Hancur
Dia menyebut para pekerja kemanusiaan perlu dilindungi.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel Katz menyampaikan dukacitanya atas kematian warga Inggris dalam serangan itu.
Karz berjanji akan membagikan hasil penyelidikan peristiwa itu kepada Inggris.
AS
Amerika Serikat juga marah atas serangan Israel kepada pekerja WCK.
Dalam pernyataannya pada hari Selasa, (3/4/2024), Presiden AS Joe Biden mengaku marah dan “hatinya hancur” setelah mengetahui serangan itu.
Salah satu korban tewas serangan itu adalah warga AS yang juga memiliki kewarganegaraan lainnya.
Biden juga menyoroti janji Israel dalam penyelidikan perisiwa itu.
“Harus cepat, penyelidikan itu harus membawa akuntabilitas, temuannya harus diungkap kepada masyarakat,” kata Biden dikutip dari The Times of Israel.
Biden mengatakan serangan kepada pekerja WCK itu bukanlah satu-satunya peristiwa serangan terhadap pekerja kemanusiaan.
Dia menyebut ada banyak pekerja kemanusiaan di Gaza yang tewas.
Baca juga: Gara-gara Israel Tewaskan 7 Pekerja Bantuan di Gaza, UEA Hentikan Inisiatif Koridor Laut
Sebelumnya, juru bicaara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengatakan ada lebih dari 200 pekerja kemanusiaan yang tewas di Gaza.
“Ini alasan utama mengatakan penyaluran bantuan kemanusiaan di Gaza sangat susah, karena Israel belum cukup melindungi para pekerja kemanusiaan yang berupaya mengirimkan bantuan kepada warga sipil yang sangat membutuhkannya,” kata Biden.
“Peristiwa seperti kemarin seharusnya tidak terjadi.”
(Tribunnews/Febri)