Perang Rusia-Ukraina Hari ke-778: Rusia Diprediksi Menang Jika Ukraina Tak Dipasok Senjata
Perang Rusia-Ukraina hari ke-778: Jenderal AS di Eropa mengatakan Rusia bisa menang jika AS dan sekutunya berhenti memasok senjata Ukraina.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Tiara Shelavie

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-778 pada Kamis (11/4/2024).
Hari ini pukul 00.40 waktu setempat, Ukraina mengumumkan tewasnya propagandis Rusia.
Ia adalah Yevhen Polovodov, mayor layanan pers Kementerian Pertahanan Federasi Rusia, yang dilaporkan terbunuh di dekat Kreminnaya.
Rusia Luncurkan Serangan Masif, 10 Orang Tewas di Ukraina
Suspilne melaporkan bahwa Rusia melancarkan sejumlah serangan di Ukraina.
Di Kharkiv, tiga orang tewas setelah rudal Rusia menghantam toko kelontong dan apotek.
Serangan di Lyptsi, sekitar 10 km dari perbatasan Rusia, juga melukai seorang anak laki-laki berusia 16 tahun dan seorang wanita.
Serangan Rusia lainnya dengan bom udara yang dipandu menghancurkan sebuah rumah sakit di kota perbatasan Vovchansk.
Di wilayah Odesa, serangan rudal Rusia menewaskan empat orang, termasuk seorang gadis berusia 10 tahun, dan melukai tujuh lainnya.
Tiga orang dilaporkan tewas dalam serangan drone Rusia di Kursk, perbatasan Ukraina dan Rusia.
Rusia Bisa Menang Telak saat Ukraina Krisis Senjata
Baca juga: Rusia Melakukan Penyelidikan Kriminal Terhadap Pejabat AS dan NATO karena Disebut Mendanai Terorisme
Jenderal tinggi AS di Eropa mengatakan kepada Kongres AS, Ukraina akan kalah 10 banding satu dari Rusia dalam waktu beberapa minggu jika AS tidak mengirim lebih banyak amunisi dan senjata.
“Rusia menembakkan peluru artileri ke arah Ukraina lima kali lebih banyak daripada kemampuan Ukraina untuk membalas. Angka itu akan segera meningkat menjadi 10 banding satu dalam hitungan minggu,” kata Jenderal tinggi AS di Eropa, Christopher Cavoli.
“Kami tidak berbicara tentang bulan. Kami tidak berbicara secara hipotetis," lanjutnya, dikutip dari The Guardian.
Joe Biden Minta DPR AS Segera Voting
Presiden AS, Joe Biden, mendesak Dewan Perwakilan Rakyat AS untuk segera melakukan pemungutan suara mengenai RUU Ukraina senilai $60 miliar.
"Ada dukungan yang sangat besar terhadap Ukraina di antara mayoritas anggota Partai Demokrat dan Republik. Seharusnya ada pemungutan suara sekarang,” kata Joe Biden kepada wartawan, Rabu (10/4/2024).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.