Drone Amerika Sering Error dan Tersesat, Ukraina Pilih Buatan China, Disebut Lebih Bagus dan Murah
Drone Amerika tidak berkinerja sebaik drone dari negara lain, seperti milik China, di Ukraina.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Ukraina membeli banyak model drone itu secara eceran.
Pasukan Ukraina kadang-kadang memasangkan bom langsung pada drone itu untuk serangan darurat satu arah atau menggunakannya untuk menjatuhkan granat.
Ukraina sering kali memproduksi drone sendiri melalui crowdfunding.
Meskipun hal ini berhasil, banyaknya jumlah drone yang digunakan dalam perang berarti kedua belah pihak harus bergantung pada beberapa pihak untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan.
Ada juga dukungan tingkat negara bagian.
Rusia juga mengandalkan dukungan pemerintah dan pihak swasta.
Namun Rusia juga mendapat sistem drone dari mitranya, seperti Shahed buatan Iran.
Rusia bahkan telah mengembangkan versi domestiknya sendiri dari sistem ini.
Uniknya, Rusia juga telah membeli teknologi drone buatan China.
Amerika lebih berfokus pada sistem tanpa awak Replicator
Departemen Pertahanan AS memprioritaskan pengembangan dan penerapan pada sistem drone Replicator.
Replicator, yang diumumkan pada bulan Agustus lalu, adalah sebuah inisiatif untuk mengaktifkan ribuan sistem tanpa awak pada bulan Agustus 2025.
Baca juga: Houthi Makin Ganas, 2 Kapal Israel dan 2 Kapal AS Dihantam Rudal dan Drone
Singkatnya, inisitif Replicator adalah upaya ambisius untuk segera mengumpulkan dan mengerahkan drone murah dalam jumlah besar dalam waktu 18 hingga 24 bulan.
Para pejabat Pentagon menyatakan, bahwa inisiatif Replicator diambil dari pembelajaran dalam konflik Ukraina-Rusia, di mana Ukraina telah memanfaatkan sejumlah besar sistem drone yang murah untuk melawan keunggulan militer Rusia dalam kekuatan pasukan, menurut dokumen Replicator untuk Kongres mulai bulan Maret ini.
Beberapa bulan setelah Replicator pertama kali diumumkan, beberapa eksekutif industri pertahanan AS dan perusahaan lain mengatakan kepada Defense News bahwa ada kebingungan seputar rencana pembuatan sistem ini.
Banyak yang mengatakan bahwa rincian program tersebut tidak jelas, terutama mengingat dominasi China dalam industri drone kecil.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)