Serangan Besar-besaran Iran, Israel Tutup Sekolah dan Larang Warga Berkerumun
Juru bicara IDF mengumumkan adanya perubahan kebijakan pertahanan Komando Front Dalam Negeri sebagai persiapan serangan balik ke Iran.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Iran melancarkan serangan besar-besaran ke Israel dengan mengirim ratusan rudal dan drone canggih pada Sabtu (14/3/2024).
Setelah diserang Iran habis-habisan, Israel mengatakan akan mempersiapkan serangan balas dendam.
Juru bicara IDF mengumumkan adanya perubahan kebijakan pertahanan Komando Front Dalam Negeri mulai malam ini hingga Senin sebagai persiapan serangan balik ke Iran.
Selama persiapan ini, ia meminta kepada seluruh warga Israel untuk meniadakan semua kegiatan pendidikan.
"Kami melarang kegiatan pendidikan di seluruh negeri, termasuk studi akademis dan perkemahan musim panas," kata juru bicara IDF, dikutip dari Channel 13.
Hal tersebut juga disampaikan oleh Kementerian Pendidikan Israel.
Kementerian Pendidikan Israel menyatakan bahwa atas arahan Komando Front Dalam Negeri, semua kegiatan pendidikan dibatalkan.
Termasuk studi di sekolah liburan, dalam kerangka pendidikan khusus, asrama, taman kanak-kanak dan perjalanan gerakan pemuda.
Selain menutup sekolah, seluruh aliran listrik akan dipadamkan.
"Di kawasan hijau terdapat pembatasan penerangan hingga 1.000 orang dan tempat kerja akan beroperasi tanpa batasan," kata Juru bicara IDF, Brigadir Jenderal Daniel Hagari.
Ia juga melarang warga Israel berkerumun.
Jika ada pertemuan yang harus digelar, ia minta untuk ada pembatasan.
Baca juga: 7 Info Terbaru Mengenai Serangan Iran ke Israel: Jumlah Korban hingga Sikap AS dan Sekutunya
Batas maksimal 100 orang di area terbuka dan maksimal 300 orang untuk di area tertutup.
Pantai akan tetap tertutup untuk umum di kedua area tersebut, dan bagi pekerja harus bekerja di dalam ruangan agar bisa berlindung.