Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Putin dan Raisi Bahas Timur Tengah via Telepon, Presiden Rusia Minta Israel Lebih Bersabar

Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Iran, Ebrahim Raisi berbincang via telepon, keduanya membahas situasi di Timur Tengah, Selasa (16/2024).

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Putin dan Raisi Bahas Timur Tengah via Telepon, Presiden Rusia Minta Israel Lebih Bersabar
Sergei BOBYLYOV / POOL / AFP
Dalam foto yang didistribusikan oleh kantor berita Rusia Sputnik pada 7 Desember 2023, Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi di Kremlin di Moskow. - Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Iran, Ebrahim Raisi berbincang via telepon, keduanya membahas situasi di Timur Tengah, Selasa (16/2024). Putin meminta agar Teheran lebih menahan diri. 
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Iran, Ebrahim Raisi berbincang via telepon, keduanya membahas situasi di Timur Tengah, Selasa (16/2024), Ahram Online melaporkan.

Di kesempatan itu, Putin menyerukan agar Israel menahan diri, menyusul seruan serangan balasan Israel atas Operation True Promise yang diluncurkan Iran pada Sabtu (13/4/2024) dan Minggu (14/4/2024).

“Vladimir Putin menyatakan harapannya bahwa semua pihak akan menunjukkan pengendalian diri yang wajar dan mencegah babak baru konfrontasi yang penuh dengan konsekuensi bencana bagi seluruh kawasan,” kata Kremlin, dikutip dari The Moskow Times.

Sebelumnya, dalam komentar pertamanya mengenai serangan Iran, Putin menyebut bahwa "akar penyebab ketidakstabilan di Timur Tengah saat ini adalah konflik Israel-Palestina yang terus berlanjut".

“Kedua belah pihak menyatakan bahwa akar penyebab kejadian terkini di Timur Tengah adalah konflik Palestina-Israel yang belum terselesaikan,” kata Kremlin tentang pembicaraan telepon dengan Raisi.

“Pada saat yang sama, dia menekankan ketidaktertarikan Teheran terhadap eskalasi ketegangan lebih lanjut," papar Kremlin.

“Ebrahim Raisi mencatat bahwa tindakan Iran bersifat terpaksa dan terbatas,” kata Kremlin.

Kremlin mengatakan eskalasi akhir pekan kemarin sebagai "tindakan pembalasan yang diambil Iran setelah Israel menyerang gedung Konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, pada 1 April 2024 kemarin."

Berita Rekomendasi

"Raisi menegaskan kembali bahwa tindakan apa pun yang bertentangan dengan kepentingan Iran akan memerlukan respons skala besar," papar Kepresidenan Iran, Al Jazeera melaporkan.

Raisi pun berterima kasih kepada Rusia atas sikapnya soal serangan balasan Iran terhadap Israel.

Seperti diketahui, Rusia telah menjalin hubungan dekat dengan pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei, dan beberapa pemimpin Arab.

Baca juga: 90 Legislator AS Dorong Bantuan Tambahan Buat Israel segera Digelontorkan

Sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada tahun 2022, Iran telah memberi Rusia sejumlah besar rudal balistik permukaan-ke-permukaan dan drone yang digunakan Moskow untuk menyerang Ukraina.

Putin yang mengunjungi Khamenei pada tahun 2022, juga mengucapkan selamat kepada Raisi dan seluruh umat Islam atas berakhirnya bulan suci Ramadhan.

Moskow berulang kali ngomel-ngomel ke Barat karena mengabaikan perlunya negara Palestina merdeka sesuai Perbatasan Tahun 1967.

Presiden Iran tersebut malah menyinggung kelambanan masyarakat internasional dan peran destruktif beberapa negara Barat memaksa Iran untuk melakukan operasi baru-baru ini.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas