Usai Israel Bertitah, AS dan Uni Eropa Buru-buru Perketat Sanksi ke Iran
Israel melobi 32 negara untuk ikut memperketat sanksi ke Iran. AS dan negara Barat yang tergabung dalam Uni Eropa buru-buru perketat sanksi ke Iran.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
"Uni Eropa bermaksud untuk memperluas cakupan sanksi yang sebelumnya dikenakan terhadap Iran, setelah serangan yang dilancarkan ke Israel Sabtu malam," kata Pejabat urusan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, Selasa (16/4/2024) malam.
"Idenya adalah untuk memperluas sanksi terhadap rezim Iran terkait serangan ke Israel," lanjutnya, dikutip dari France24.
Israel Melobi 32 Negara, Minta Jatuhi Sanksi ke Iran
Kementerian luar negeri Israel telah menyerukan agar sanksi internasional terhadap Iran diperketat, menyusul serangan balasan Iran terhadap Israel pada Sabtu lalu.
"Kami telah menghubungi 32 negara dan berbicara dengan mereka, menyerukan untuk memberikan sanksi terhadap proyek rudal Iran dan menyatakan Garda Revolusi Iran (IRGC) sebagai organisasi teror, sebagai cara untuk menghentikan dan melemahkan Iran," kata Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, Selasa (16/4/2024) malam di media sosial X.
“Kita harus menghentikan Iran sekarang, sebelum terlambat,” lanjutnya.
Selain respons militer terhadap penembakan rudal dan drone oleh Iran, dia akan memimpin serangan diplomatik terhadap Iran.
Hubungan Israel dan Iran
Hubungan Israel dan Iran memburuk setelah revolusi Iran pada tahun 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomenei.
Revolusi tersebut menumbangkan kekuasaan Syah (Raja) Iran, Mohammad Reza Shah Pahlavi, yang merupakan sekutu Amerika Serikat (AS) dan mitra Israel.
Setelah Iran menerapkan kebijakan anti-Israel, Israel menuduh Iran mendanai front perlawanan seperti Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ), Hizbullah, Houthi di Yaman, kelompok perlawanan Irak, Lebanon, dan Suriah untuk melawan Israel, sebuah tuduhan yang dibantah Iran.
Ketegangan Iran dan Israel baru-baru ini terjadi di tengah perang Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza setelah operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 33.843 jiwa dan 76.575 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (17/4/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Xinhua News.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel