China dan Rusia Kompak soal Serangan Iran ke Israel: Hak Membela Diri
Ini kata Rusia dan China soal serangan Iran ke Israel. Kedua negara kompak mengatakan aksi Iran itu adalah untuk membela diri.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah negara menanggapi serangan udara Iran ke Israel pada Minggu (14/4/2024) dini hari lalu, termasuk China dan Rusia, yang selama ini dianggap sebagai sekutu Iran.
Dilansir i24news.tv, pada Senin malam, setelah serangan Iran tersebut, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, berbicara dengan rekannya dari Iran dan Arab Saudi.
Wang Yi menyebut serangan Iran itu adalah hak negara tersebut untuk membela diri.
Selama percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Iran, Wang Yi mengecam keras serangan Israel di Suriah.
Wang Yi mengatakan Iran akan mampu menangani situasi ini dengan baik untuk menghindari ketidakstabilan lebih lanjut sambil tetap menjaga kedaulatan dan martabatnya.
Sebagaimana diketahui, Iran menyerang Israel buntut diserangnya gedung konsulat Iran di Suriah pada awal April lalu.
Serangan Israel itu menewaskan petinggi IRGC.
Iran menyebut serangannya terhadap Israel sebagai serangan balasan.
Rusia juga mengeluarkan pernyataan yang serupa dengan China.
Rusia mengakui klaim Iran yang bertindak untuk membela diri.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Saudi, Faisal bin Farhan, mengatakan kepada Wang Yi bahwa Riyadh sangat berharap Beijing akan memainkan peran aktif dan penting dalam memulihkan situasi agar tidak meningkat di Timur Tengah, lapor berita resmi Tiongkok, Xinhua.
Baca juga: Menlu Retno: Jokowi Yakin China akan Gunakan Pengaruhnya untuk Cegah Eskalasi di Timur Tengah
Wang Yi kemudian membalas bahwa China menghargai penekanan Arab Saudi dalam menyelesaikan masalah ini melalui cara diplomatik.
“Beijing siap bekerja sama dengan Riyadh untuk mencegah peningkatan ketegangan lebih lanjut,” tutup Wang Yi, menurut laporan Xinhua.
Pernyataan Resmi Rusia dan China
Sebelumnya, baik pemerintah Rusia maupun China telah mengeluarkan pernyataan resmi mengenai konflik Iran-Israel.
Minggu (14/4/2024), Kementerian Luar Negeri Rusia mengeluarkan yang mengecam serangan terhadap kantor diplomatik Iran.
Kementerian itu juga menyalahkan sikap lemah PBB terhadap Teheran.
Melalui situsnya, Kementerian Luar Negeri Rusia menulis:
“Pada dini hari tanggal 14 April, sejumlah besar rudal dan drone diluncurkan ke wilayah Israel.
Menurut Kementerian Luar Negeri Iran, serangan ini dilakukan sebagai bagian dari hak membela diri yang diatur dalam Pasal 51 Piagam PBB sebagai tanggapan atas serangan terhadap sasaran Iran di kawasan, termasuk serangan terhadap bagian konsuler Iran di Kedutaan Besar di Damaskus pada tanggal 1 April, yang dikecam keras oleh negara kami.
Sayangnya, karena sikap yang diadopsi oleh negara-negara Barat, Dewan Keamanan tidak dapat memberikan tanggapan yang tepat terhadap serangan terhadap misi konsuler Iran.”
Kementerian tersebut juga menyatakan keprihatinan Rusia terhadap eskalasi berbahaya di kawasan tersebut, dan memperingatkan bahwa banyaknya krisis yang belum terselesaikan di Timur Tengah, yang seringkali dipicu oleh tindakan provokatif yang tidak bertanggung jawab, akan memperburuk ketegangan.
Seperti Rusia, China juga menyatakan keprihatinannya atas ketegangan tersebut tetapi meminta negara-negara berpengaruh untuk menstabilkan ketegangan dan kawasan.
Melalui pernyataan yang diunggah di situs Kementerian Luar Negeri China, China memandang konflik tersebut sebagai dampak dari perang Israel terhadap Hamas di Palestina.
“China menyatakan keprihatinan yang mendalam atas eskalasi yang terjadi saat ini dan menyerukan kepada pihak-pihak terkait untuk bersikap tenang dan menahan diri untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Situasi yang sedang berlangsung ini merupakan dampak terbaru dari konflik Gaza.
Seharusnya tidak ada lagi penundaan dalam implementasi Resolusi Dewan Keamanan PBB 2728 dan konflik harus diakhiri sekarang juga.
China menyerukan kepada komunitas internasional, terutama negara-negara berpengaruh, untuk memainkan peran konstruktif demi perdamaian dan stabilitas kawasan (Timur Tengah).”
Sebagai informasi, China dan Rusia adalah anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Kebijakan luar negeri kedua negara itu biasanya sangat kontras dengan kebijakan Amerika Serikat yang presidennya, Joe Biden, baru-baru ini menjanjikan dukungan kuat kepada Israel setelah serangan Iran.
Selain itu, Rusia dan China juga dipandang sebagai kekuatan ekonomi dan militer yang pandangannya mampu membentuk politik internasional.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)