Profil Diplomat Palestina Riyad Mansour, Videonya Menahan Tangis di PBB Viral
Inilah sosok Riyad Mansour, Duta Besar Palestina untuk PBB yang viral saat memberikan pernyataan setelah keanggotaan penuh Palestina di PBB diveto AS.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, viral di media sosial saat dirinya memberikan pernyataan di sidang Dewan Keamanan PBB, Kamis (18/4/2024).
Hari itu, solusi untuk menjadikan Palestina sebagai anggota penuh PBB, diveto oleh Amerika Serikat.
Sambil menahan tangis, Riyad Mansour (76) menyatakan bahwa rakyat Palestina tidak akan menyerah.
“Fakta bahwa resolusi ini tidak disahkan tidak akan mematahkan keinginan kami dan tidak akan menggagalkan tekad kami," ujar Riyad Mansour, seperti dikutip dari Associated Press.
“Kami tidak akan berhenti dalam upaya kami,” katanya.
“Negara Palestina tidak bisa dihindari. Ini nyata."
"Mungkin mereka melihatnya jauh, tapi kami melihatnya dekat.”
Video pidato Riyad Mansour itu banyak beredar di media sosial.
"Hatiku hancur saat mendengar Riyad Mansour berbicara setelah negaranya ditolak keanggotaan penuh PBB," ujar seorang pengguna X.
"Riyad Mansour membuat saya menitikkan air mata SETIAP kali dia berbicara. Saya suka pria ini. Saya mencintainya," tulis pengguna lainnya.
Sosok Riyad Mansour
Riyad H. Mansour lahir pada tanggal 21 Mei 1947 di Ramallah, Tepi Barat.
Baca juga: Suara Bergetar Perwakilan Palestina saat AS Veto Keanggotaannya di PBB: Kami Tidak akan Menyerah
Ia adalah diplomat Palestina-Amerika dan sejak tahun 2005, menjadi Pengamat Tetap Palestina di PBB.
Dikutip dari all4palestine.org, ditunjuk sebagai Pengamat Tetap, Mansour menjabat sebagai Wakil Pengamat Tetap Palestina di PBB dari tahun 1983 hingga 1994.
Pada 2005, Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas menunjuknya untuk menggantikan Nasser al-Qudwa sebagai Pengamat Tetap Palestina untuk PBB.
Di bawah Mansour, Misi Pengamat Permanen Palestina untuk PBB berubah dari "entitas" menjadi "Negara Pengamat non-Anggota" pada tanggal 29 November 2012.
Riyad Mansour meraih gelar Ph.D dalam bidang Konseling dari University of Akron, gelar Master of Science dalam bidang Konseling Pendidikan, dan gelar Bachelor of Arts dalam bidang Filsafat dari Youngstown State University.
Pada tahun 2002, Mansour menjabat sebagai profesor tambahan di Departemen Ilmu Politik di Universitas Central Florida.
AS memveto upaya Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB
Pada hari Kamis (18/4/2024), Amerika Serikat mengatakan tidak untuk menerima Palestina sebagai anggota penuh PBB.
AS menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara untuk menentang rancangan resolusi yang akan memberikan Palestina status anggota penuh di PBB, bukan sekedar status pengamat seperti saat ini.
Ada 12 suara yang mendukung resolusi tersebut, yakni Rusia, China, Perancis, Jepang, Korea Selatan, Ekuador, Aljazair, Malta, Slovenia, Sierra Leone, Mozambik dan Guyana.
Dua negara anggota lainnya, Inggris dan Swiss, abstain dalam pemungutan suara.
Duta Besar Palestina untuk PBB mengajukan kembali permintaan keanggotaan penuh PBB untuk Palestina dua minggu lalu.
Selama dua minggu terakhir, pemerintahan AS Joe Biden telah menekan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan para penasihatnya untuk tidak melanjutkan pengjuan mereka, namun Abbas menolak permintaan tersebut, Axios melaporkan.
Sementara itu, Perwakilan AS dalam pertemuan tersebut mengatakan bahwa pemungutan suara tersebut tidak berarti bahwa AS menentang negara Palestina.
Namun pengakuan negara Palestina harus merupakan hasil perundingan langsung antara Israel dan Palestina dan bukan merupakan tindakan sepihak melalui PBB.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)