Perang Rusia-Ukraina Hari ke-789: Rusia Tuduh AS Danai Perang Hibrida Lewat Ukraina
Perang Rusia-Ukraina hari ke-789. Rusia menuduh AS mendanai perang hibrida dengan Moskow melalui Ukraina setelah AS setujui paket bantuan militer.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-789 pada Senin (22/4/2024).
Hari ini pukul 01.00 waktu setempat, Ukraina mendeteksi ancaman serangan drone di wilayah Odessa.
Pada pukul 03.00 waktu setempat, alarm peringatan serangan rudal balistik dibunyikan di Ukraina, sebelum dimatikan beberapa menit kemudian, seperti diberitakan Telegraf.
Zelensky Minta AS Segera Kirim Senjata
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mendesak Senat AS untuk segera meratifikasi paket bantuan militer yang telah lama tertunda dan disahkan oleh Kongres pada akhir pekan.
Ia memperingatkan Ukraina sedang mempersiapkan pertahanannya di tengah kekhawatiran akan adanya serangan besar-besaran Rusia sebelum pasokan baru Moskow mencapai garis depan.
“Kami benar-benar perlu membawa ini ke titik akhir. Kita perlu mendapatkan persetujuan dari Senat… sehingga kita bisa mendapatkan bantuan nyata bagi para prajurit di garis depan sesegera mungkin, bukan dalam enam bulan ke depan,” katanya, Minggu (21/4/2024).
Ukraina Tak akan Jadi Afghanistan Part 2
Dalam wawancara dengan jaringan televisi AS NBC, Presiden Ukraina Zelensky juga mengatakan pemungutan suara pada hari Sabtu (20/4/2024) menunjukkan Ukraina tidak akan menjadi Afghanistan kedua.
Diketahui, AS mati-matian membela pemerintah Afghanistan untuk mempertahankan diri dari Taliban, namun gagal dan Taliban berhasil berkuasa lagi pada tahun 2021, yang disusul penarikan tentara AS dari wilayah itu.
"Prioritas utama Ukraina saat ini adalah sistem pertahanan udara seperti Patriot buatan AS dan rudal jarak jauh seperti Atacms," katanya.
Baca juga: Lima Dampak Kucuran Dana Baru 95 Miliar AS dari AS untuk Ukraina, Israel dan Taiwan
Rudal seperti itu dapat menempuh jarak hingga 186 mil (300 km) dan DPR AS meminta Pentagon untuk segera menyediakannya.
AS sedang Perang Hibrida dengan Rusia
Rusia mengatakan dukungan anggota parlemen AS terhadap bantuan militer senilai $61 miliar untuk Ukraina menunjukkan niat AS untuk perang hibrida dengan Rusia.
Perang hibrida adalah perpaduan dari instrumen kekuasaan dan alat konvensional/non-konvensional untuk mengeksploitasi kerentanan pihak musuh melalui pihak lain.
"Jelas bahwa Amerika Serikat ingin Ukraina berjuang sampai Ukraina yang terakhir termasuk dengan serangan terhadap wilayah kedaulatan Rusia dan warga sipil," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.
Ukraina Rusak Kapal Rusia
Militer Ukraina mengatakan pihaknya telah menyerang dan merusak kapal penyelamat Rusia yang telah lama bertugas di markas besar Armada Laut Hitam Moskow di Sevastopol, Krimea, kemarin.
"Kapal tersebut, Kommuna, telah diserang di Teluk Sevastopol pada Minggu pagi dan jelas bahwa kapal tersebut tidak lagi dalam kondisi untuk melaksanakan tugas," kata Dmytro Pletenchuk, juru bicara Angkatan Laut Ukraina, Minggu (21/4/2024), dikutip dari The Guardian.
Rusia Hampir Kuasai Chasiv Yar
Rusia mengatakan pasukannya telah menguasai wilayah di dekat medan pertempuran utama Chasiv Yar dan Bogdanivka di Ukraina.
“Unit dari kelompok pasukan selatan telah sepenuhnya membebaskan pemukiman Bogdanivka,” kata Kementerian Pertahanan Rusia, Minggu.
Perbandingan Pengeluaran Rusia, China, AS
Sejak perang Rusia-Ukraina yang dimulai tahun 2022, pengeluaran militer Kremlin tahun 2023 meningkat 24 persen dibandingkan tahun 2022 dan 57 persen lebih tinggi dibandingkan tahun 2014, ketika Rusia menginvasi Krimea.
Pengeluaran militer global telah mencapai rekor tertinggi sebesar $2440 miliar setelah kenaikan tahunan terbesar dalam belanja senjata pemerintah dalam lebih dari satu dekade, menurut sebuah laporan.
Dua negara pembelanja militer terbesar, Amerika Serikat (37 persen) dan Tiongkok (12%), menyumbang sekitar setengah dari belanja militer global.
Sehingga meningkatkan pengeluaran mereka masing-masing sebesar 2,3% dan 6%.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)