ISW: Rusia Ingin Ukraina Lumpuh Sebelum Bantuan Militer AS Datang
Presiden Vladimir Putin dituding semakin mengintensifkan serangan pasukannya yang mengakibatkan kerusakan maksimal di Ukraina sebelum bantuan senjata
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Presiden Rusia Vladimir Putin dituding semakin mengintensifkan serangan pasukannya yang mengakibatkan kerusakan maksimal di Ukraina sebelum bantuan senjata Amerika Serikat datang.
Institute for the Study of War (ISW) melaporkan, saat ini adalah saat-saat yang krusial bagi Ukraina karena Moskow melakukan serangan bertubi-tubi dari berbagai arah.
Lembaga itu meyakini bahwa Vladimir Putin menginginkan Ukraina lumpuh, sehingga saat bantuan militer AS datang, distribusi tentara dan senjata ke medan perang terganggu.
Baca juga: Rusia Bisa Hapus Mitos Hebatnya Senjata Barat, Klaim 22.000 Drone Hancur di Ukraina
Bantuan militer AS sendiri telah disetujui dan hari ini (Rabu) diperkirakan ditandatangani Presiden AS Joe Biden. Diperkirakan bantuan militer sebesar Rp 973 triliun tersebut mulai datang pada akhir pekan ini.
Karenanya, Rusia dinilai berburu waktu menghancurkan infrastruktur Ukraina. Pada 24 jam belakangan saja, Rusia menggempur sebanyak 120 permukiman di Ukraina menggunakan rudal, drone dan artileri.
Lembaga pemberitaan Ukraina, Ukrinform melaporkan ISW menyatakan, serangan besar-besaran akan terus terjadi hingga menjelang bantuan militer AS datang.
Berdasarkan analisa pernyataan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dalam pidatonya di dewan Kementerian Pertahanan pada tanggal 23 April, Rusia menekankan operasi ofensif Rusia di dekat Chasov Yar, Avdiivka dan Donetsk dan mengumumkan niat Rusia untuk mengintensifkan serangan terhadap logistik Ukraina.
“Pasukan Rusia kemungkinan akan mengintensifkan operasi ofensif mereka saat ini dalam beberapa minggu mendatang untuk mengeksploitasi keterbatasan material Ukraina menjelang kedatangan bantuan keamanan AS,” kata laporan itu.
Para analis ISW menyebutkan, bahwa fokus Shoigu pada operasi ofensif di dekat Chasov Yar, sebelah barat Avdiivka, dan barat serta barat daya Donetsk menunjukkan bahwa pasukan Rusia kemungkinan akan mengintensifkan serangan mereka di wilayah tersebut, di mana pasukan Rusia lebih menyukai operasi ofensif yang lebih luas.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-791: Inggris Kirim Bantuan Militer Besar-besaran ke Ukraina
Belakangan pasukan Rusia melancarkan serangan besar-besaran terhadap infrastruktur transportasi Ukraina di wilayah Dnipropetrovsk pada 19 April. ISW menduga Kremlin bermaksud mengulangi dan memperluas serangan ini dalam beberapa minggu mendatang untuk memutus jalur komunikasi darat Ukraina.
Para analis percaya bahwa komando militer Rusia mungkin berharap bahwa upaya pelarangan yang terkoordinasi akan membatasi kemampuan Ukraina untuk mendistribusikan tenaga kerja dan logistik secara memadai ke daerah-daerah penting di garis depan dan "menunda peningkatan kemampuan yang akan diberikan oleh kedatangan bantuan keamanan AS kepada pasukan Ukraina."
Gempuran Rusia
Dalam beberapa pekan lalu Rusia melakukan penyerangan terhadap puluhan infrastruktur energi Ukraina yang menyebabkan listrik negara tersebut mengalami kelumpuhan. Stidaknya 80 persen pasokan listrik mati dan seluruh kota mengalami pemadaman.
Sementara pada beberapa hari terakhir, pasukan Vladimir Putin berusaha menguasai sejumlah wilayah seperti Chasov Yar yang dianggap strategis untuk mengawali penyerangan wilayah lainnya.
Sedangkan dalam 24 jam terakhir, Rusia menggempur sebanyak 120 permukiman di wilayah Donbass, timur Ukraina.
Pravda melaporkan, dalam unggahan di facebook Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina di Facebook, Rabu (24/4/2024) menyebut serangan sporadis dan terjadi bentrok sebanyak 101 kali di zona perang.
Dalam serangan tersebut, Moskow menggunakan lima rudal dan 77 serangan udara serta membombardir posisi Ukraina dan daerah berpenduduk atau permukiman warga.
Sedangkan dari pasukan darat, setidaknya Rusia meluncurkan sebanyak 76 roket dari sistem peluncur ganda.
Wilayah-wilayah permukiman yang dibombardir adalah Chernihiv, Sumy, Kharkiv, Luhansk, Donetsk, Zaporizhzhia, Dnipropetrovsk, Kherson dan Mykolaiv.
Serangan udara Moskow menargetkan pemukiman Hremiach (Oblast Chernihiv); Kupiansk, Hlushkivka dan Bilohorivka (Oblast Luhansk); Ivanivka, Pivnichne, Ocheretyne, New-York, Novokalynove, Berdychi, Semenivka, Selydove , Karlivka, Kostiantynivka, Novomykhailivka, Vodiane, Staromaiorske, Urozhaine, Krasnohorivka dan Pobieda (Oblast Donetsk), dan Krynky (Oblast Kherson).