Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Meski Ada Risiko Kena Sanksi AS, Pakistan Tetap Lakoni Perjanjian Perdagangan dengan Iran

Pakistan berisiko terkena sanksi atas perjanjian perdagangan dengan Iran kata pejabat Amerika Serikat di Washington.

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in Meski Ada Risiko Kena Sanksi AS, Pakistan Tetap Lakoni Perjanjian Perdagangan dengan Iran
Kepresidenan Iran / Handout / ANADOLU / Anadolu melalui AFP
ISLAMABAD, PAKISTAN - 22 APRIL: Presiden Iran Ebrahim Raisi ( Kiri) dan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif (kanan) mengadakan pertemuan di Islamabad, Pakistan pada 22 April 2024. Kepresidenan Iran / Handout / Anadolu 

Meski Ada Risiko Kena Sanksi AS, Pakistan Tetap Lakoni Perjanjian Perdagangan dengan Iran

TRIBUNNEWS.COM- Pakistan berisiko terkena sanksi atas perjanjian perdagangan dengan Iran kata pejabat Amerika Serikat di Washington.

Seorang pejabat AS baru-baru ini mengatakan Washington telah menetapkan tujuan untuk menggagalkan perjanjian pipa gas antara Iran dan Pakistan.

Washington mengancam Pakistan dengan sanksi pada tanggal 23 April atas perjanjian perdagangan yang baru-baru ini ditandatangani dengan Iran.

“Kami menyarankan siapa pun yang mempertimbangkan kesepakatan bisnis dengan Iran untuk mewaspadai potensi risiko sanksi. Pada akhirnya, Pemerintah Pakistan dapat berbicara mengenai kebijakan luar negeri mereka sendiri,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Vedant Patel pada tanggal 23 April.

Peringatan itu muncul setelah Presiden Iran Ebrahim Raisi tiba di Pakistan pada 22 April dan bertemu dengan para pejabat tinggi, termasuk Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif.

“Kedua belah pihak sepakat untuk meningkatkan volume perdagangan bilateral menjadi 10 miliar dolar AS dalam lima tahun ke depan,” kata kantor Sharif dalam sebuah pernyataan .

BERITA REKOMENDASI

Raisi dan Sharif juga membahas selama kunjungan tersebut pentingnya kerja sama energi antara Teheran dan Islamabad.

Proyek pipa gas antara keduanya, yang telah berlangsung lebih dari satu dekade dan bertujuan untuk memungkinkan aliran gas Iran ke Pakistan, terus-menerus ditahan oleh AS.

Seorang pejabat AS mengungkapkan bulan lalu bahwa Washington telah menetapkan tujuan untuk mencegah pembangunan pipa gas Iran-Pakistan. Proyek ini telah tertunda selama hampir satu dekade, sebagian besar karena tekanan ekonomi AS.

“Saya sepenuhnya mendukung upaya pemerintah AS untuk mencegah terjadinya pipa ini,” kata Asisten Menteri Biro Urusan Asia Selatan dan Tengah AS, Donald Lu, dalam sidang kongres pada 19 Maret.

“Kami berupaya mencapai tujuan itu,” tegasnya.

Pada hari Rabu, Iran dan Pakistan mengeluarkan pernyataan bersama yang menyerukan Dewan Keamanan PBB untuk mencegah rezim Israel melakukan petualangannya di wilayah tersebut dan tindakan ilegalnya yang menyerang negara-negara tetangganya dan menargetkan fasilitas diplomatik asing.

Pernyataan itu juga menyerukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat, akses kemanusiaan tanpa hambatan terhadap orang-orang Gaza yang terkepung, kembalinya warga Palestina yang terlantar, serta memastikan akuntabilitas atas kejahatan yang dilakukan oleh rezim Israel.

Mereka menegaskan kembali dukungan mereka terhadap solusi yang adil, komprehensif, dan tahan lama berdasarkan aspirasi rakyat Palestina, menurut Kementerian Luar Negeri Pakistan.

(Sumber: The Cradle)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas