15 Roket Bombardir Galilea Israel Utara, Hizbullah: Target Kumpulan Tentara Israel, Mereka Tewas
Wilayah Galilea, Israel Utara dibombardir 15 roket, hingga tewaskan tentara Israel. Hizbullah mengaku bertanggung jawab dengan serangan tersebut.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah rumah di perbatasan Israel - Lebanon, atau wilayah Galilea, Israel Utara terkena serangan langsung dari rudal Hizbullah, Rabu (24/4/2024).
Setidaknya 15 roket memborbardir wilayah tersebut, memicu aktivasi sirene di daerah tersebut, menurut media Israel.
Hizbullah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Hizbullah, menegaskan menargetkan kumpulan tentara Israel di sebuah pemukiman Avivim.
Diketahui Avivim, adalah sebuah moshav di ujung utara Israel, di Galilea Atas. Letaknya kurang dari satu kilometer dari Jalur Biru dengan Lebanon.
Hizbullah melaporkan, atas serangan roketnya, menyebabkan tentara Israel tewas dan terluka.
Hizbullah Lebanon juga mengkonfirmasi penembakan rentetan roket ke wilayah utara Israel, mengutip Anadolu Agency.
Dan mengatakan, serangan tersebut dilakukan sebagai respons terhadap serangan Israel di Lebanon.
Pihak Israel Ngaku Tak Ada Kerusakan dan Korban Jiwa
Harian Yedioth Ahronoth mengutip pernyataan juru bicara militer Israel yang mengatakan 10 roket yang ditembakkan ke arah wilayah Shomera di wilayah Galilea Barat.
Namun roket-roket tersebut mendarat di area terbuka.
Baca juga: Teheran Tarik Pasukannya dari Suriah Seusai Israel Serang Kota Isfahan Iran
Ia juga menambahkan, lima roket lainnya mendarat di area terbuka di daerah Shtula di Galilea Barat.
Dan lagi-lagi Israel mengakui serangan 5 roket itu tanpa membuat kerusakan.
Harian Israel itu juga mengatakan sebuah rumah di pemukiman Avivim terkena rudal anti-tank yang ditembakkan dari Lebanon, namun tidak melaporkan adanya korban jiwa.
Sementara itu ketegangan berkobar di sepanjang perbatasan antara Lebanon dan Israel di tengah baku tembak antara pasukan Israel dan Hizbullah.
Bentrokan ini menjadi paling mematikan sejak kedua belah pihak terlibat perang skala penuh pada tahun 2006.
Ketegangan perbatasan terjadi di tengah serangan militer Israel di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)