Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Presiden Nepal Minta Emir Qatar Bantu Bebaskan Pelajar yang Disandera sejak 7 Oktober

Presiden Nepal meminta bantuan Emir Qatar agar pelajar asal Katmandu yang disandera sejak 7 Oktober dapat dibebaskan, Rabu (23/4/2024).

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Presiden Nepal Minta Emir Qatar Bantu Bebaskan Pelajar yang Disandera sejak 7 Oktober
KARIM JAAFAR/AFP
Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani berbicara selama Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa kelima tentang Negara-Negara Terbelakang (LDC5) di Doha, pada 5 Maret 2023. - Presiden Nepal meminta bantuan Emir Qatar agar pelajar asal Katmandu yang disandera sejak 7 Oktober dapat dibebaskan, Rabu (23/4/2024). 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Nepal, Ram Chandra Poudel meminta bantuan Emir Qatar, Sheik Tamim bin Hamad Al Thani agar pelajar asal Katmandu yang disandera sejak 7 Oktober dapat dibebaskan, Rabu (23/4/2024).

Emir Qatar sedang melakukan kunjungan ke negara di kawasan Asia Selatan itu selama dua hari, dikutip dari Arab News.

"Al-Thani mengaku akan melakukan segala kemungkinan untuk membantu pembebasan Bipin Joshi,"kata penasihat pers presiden Nepal, Kiran Pokharel, kepada The Associated Press.




Joshi termasuk di antara 17 pelajar Nepal yang belajar pertanian di Alumim kibbutz, dekat Jalur Gaza, ketika Hamas menyerang Israel Selatan pada 7 Oktober.

Dikatakan 10 mahasiswa tewas, enam luka-luka, sementara Joshi diculik dan dibawa ke Gaza.

Meski belum ada informasi mengenai kondisi atau keberadaannya, pejabat Nepal yakin dia masih hidup.

Serangan mendadak Hamas terhadap Israel pada bulan Oktober menewaskan 1.200 orang dan sekitar 250 lainnya disandera.

BERITA TERKAIT

Hal ini telah memicu perang yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 34.000 warga Palestina di Gaza.

Setidaknya dua pertiga dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan setempat.

Qatar telah memainkan peran perantara utama selama perang di Gaza.

Bersama dengan AS dan Mesir, negara Teluk berperan penting dalam membantu merundingkan penghentian sementara pertempuran pada bulan November, yang berujung pada pembebasan puluhan sandera.

Baca juga: Respon Hamas Soal Proposal Kesepakatan Pertukaran Sandera, Keukeuh Tuntut Gencatan Senjata Permanen

Pokharel juga mengatakan Emir membahas kondisi sekitar 400.000 pekerja migran Nepal yang tinggal di Qatar, yang sebagian besar bekerja di bidang konstruksi dan buruh kasar.

Kekhawatiran mengenai bekerja di cuaca yang sangat panas – yang bisa mencapai lebih dari 40 C (104 F) – fasilitas tempat tinggal yang tidak memadai dan pelecehan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Human Rights Watch mengeluarkan pernyataan pada hari Minggu (21/4/2024), meminta agar perlindungan tenaga kerja bagi pekerja migran diprioritaskan selama kunjungan emir.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas