Kepala Intelijen Mesir Datang ke Israel, Minta Penyerbuan Rafah Ditunda, Hamas Mau 1 Banding 50
Mesir dilaporkan menyerukan penundaan rencana serangan Israel terhadap kota paling selatan Gaza, Rafah.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Hamas secara konsisten menuntut penarikan Israel dari Gaza, gencatan senjata permanen dan diakhirinya perang, pemulangan pengungsi, dan rekonstruksi jalur tersebut.
Para pejabat tinggi Israel dan Mesir mengadakan pertemuan rahasia di Kairo pada tanggal 24 April, yang bertujuan untuk membahas rencana Tel Aviv untuk melakukan invasi ke kota Rafah paling selatan di Gaza, menurut Axios.
Baca juga: Media Israel: Panglima Perang Israel-Bos Shin Bet Temui Kepala Intelijen Mesir Jelang Serbu Rafah
Mesir dilaporkan diberi pengarahan dan terlibat dalam rencana untuk mengevakuasi warga sipil Rafah ke Khan Yunis, menjelang operasi militer di kota yang sangat padat penduduknya.
Dalam pertemuan tersebut, gencatan senjata dan upaya pertukaran tahanan juga dibahas, kata Axios.
Mesir Bantah Tuduhan Membantu Israel
Adapun pihak Mesir membantah laporan yang mengatakan mereka ikut membantu Israel dalam rencana penyerbuan ke Rafah.
Kepala Layanan Informasi Negara Mesir, Diaa Rashwan, membantah apa yang dimuat di surat kabar AS tersebut kalau Mesir membantu Israel dalam rencana invasinya ke Rafah.
"Dengan tegas dan dinyatakan beberapa kali oleh para pemimpin politik Mesir, kami menolak total terhadap invasi ini, yang akan menyebabkan pembantaian korban jiwa dalam jumlah besar dan kehancuran yang meluas, selain apa yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza yang menderita selama 200 hari agresi berdarah," katanya, Rabu, dikutip dari Sky News.
Dia juga menjelaskan peringatan Mesir yang berulang kali telah sampai ke pihak Israel sejak Netanyahu mengusulkan gagasan untuk melakukan operasi militer di Rafah.
Baca juga: Citra Satelit, Israel Dirikan Ribuan Tenda di Tengah Gaza, Tentara Israel Bersiap Invasi ke Rafah
Mesir mengkhawatirkan kemungkinan kerugian yang besar terhadap warga Palestina, terutama berpotensi meningkatkan korban jiwa.
Invasi Israel di Rafah akan Dilakukan Secara Bertahap
Media Israel, KAN, mengutip laporan seorang sumber militer Israel yang dirahasiakan namanya, yang mengatakan tentara Israel segera melakukan invasi ke Rafah.
"Tentara sedang mempersiapkan operasi darat di Rafah yang mencakup evakuasi sejumlah besar penduduk Palestina," lapor KAN, mengutip sumber tersebut, Selasa (23/4/2024).
Seorang koresponden militer KAN, Itay Blumental, mengatakan warga Palestina dari Rafah akan dipindah ke kamp pengungsi yang telah didirikan di Jalur Gaza tengah
“Menurut rencana tentara Israel, lebih dari 1 juta warga Palestina di Rafah akan diminta untuk mengevakuasi daerah tersebut ke tempat penampungan yang baru-baru ini didirikan di bagian selatan dan tengah Jalur Gaza,” kata Itay Blumental.
Ia mengatakan serangan Israel ke Rafah akan dilakukan secara bertahap, yang melibatkan pembagian kota menjadi beberapa zona.
"Penduduk di setiap daerah akan diberitahu terlebih dahulu sebelum pasukan Israel masuk, sehingga mereka dapat dievakuasi secara bertahap," katanya.
Israel telah berencana menginvasi Rafah sejak beberapa bulan lalu.
Sekutu dekatnya, AS, menolak rencana tersebut karena khawatir dapat meningkatkan korban jiwa, mengingat ada 1,4 juta warga Palestina yang mengungsi di wilayah itu.
(oln/memo/khbrn/*)