Netanyahu Pusing, Joe Biden Tak Setuju Israel Invasi Rafah, Minta Bantuan Kemanusiaan Ditingkatkan
Presiden AS, Joe Biden dengan tegas terkait posisinya yang tak menyetujui Israel menginvasi Rafah dan meminta bantuan kemanusiaan ditingkatkan.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nanda Lusiana Saputri
"Dan apa yang kami harapkan adalah setelah enam minggu gencatan senjata sementara, kita mungkin bisa mewujudkan sesuatu yang lebih bertahan lama. Kami ingin konflik ini segera berakhir," ungkapnya.
Blinken 'Kerja Keras'
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken nampaknya kembali bekerja keras demi perdamaian antara Hamas dengan Israel.
Saat ini, Blinken telah tiba di Arab Saudi dalam tur Timur Tengah dengan tujuan untuk mengamankan gencatan senjata di Gaza.
Blinken juga memiliki tujuan untuk memperbaiki krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza.
Baca juga: Tur Timur Tengah Lagi, Menlu AS Bakal Sambangi Israel dan Yordania usai Kunjungan ke Arab Saudi
Dikutip dari Al Jazeera, di Riyadh, Blinken diperkirakan akan bertemu dengan para pemimpin senior Saudi dan mengadakan pertemuan yang lebih luas dengan mitra dari lima negara Arab.
Kelima negara tersebut adalah Qatar, Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Yordania.
Blinken akan berdiskusi tentang seperti apa tata kelola Jalur Gaza setelah perang berakhir.
Dia diperkirakan akan mengunjungi Yordania dan Israel setelahnya.
20 Orang Tewas dalam Serangan Israel di Rafah
Baca juga: Soal Proposal Gencatan Senjata Baru Israel, Hamas: Tidak Ada Masalah Besar
Serangan udara Israel terhadap tiga rumah di Kota Rafah di Gaza selatan menewaskan sedikitnya 20 warga Palestina dan melukai banyak lainnya.
Mengutip Reuters, di Kota Gaza, jet Israel menyerang dua rumah dan menewaskan empat orang serta melukai beberapa warga.
Serangan di Rafah terjadi beberapa jam sebelum Mesir dijadwalkan menjadi tuan rumah bagi para pemimpin Hamas untuk membahas gencatan senjata dengan Israel.
Saat ini, militer Israel mengatakan tengah menyelidiki laporan serangan di Rafah tersebut.
Israel telah berjanji untuk membasmi Hamas, yang menguasai Gaza, dalam operasi militer yang telah menewaskan lebih dari 34.000 warga Palestina, 66 di antaranya dalam 24 jam terakhir.
Serangan terhadap Rafah telah diantisipasi selama berminggu-minggu, namun pemerintah asing dan PBB menyatakan kekhawatiran bahwa tindakan tersebut dapat mengakibatkan bencana kemanusiaan.
(Tribunnews.com/Whiesa)