Operasi Netzarim Al Qassam, Adu Strategi Hamas-Israel di Koridor Pembelah Gaza Pra-Invasi Rafah
Pertempuran Rafah sebetulnya sudah terjadi. Konfrontasi dimulai di Koridor Netzarim, area strategis bagi Hamas maupun Israel untuk memenangkan perang
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Membentang dari perbatasan Gaza-Israel hingga bibir pantai Gaza di tepi Laut Mediterania, koridor ini didalihkan berfungsi sebagai arteri kemanusiaan yang penting, memfasilitasi pergerakan warga Gaza antara bagian selatan dan utara wilayah kantong tersebut.
Namun, dalam wawancara dengan surat kabar Israel Maariv beberapa waktu lalu, Or Fialkov, pakar perang dan terorisme Israel, yang telah mengikuti perkembangan perang di Jalur Gaza menggunakan intelijen sumber terbuka, mengatakan kalau secara teknis militer, koridor ini bertujuan untuk membatasi pergerakan Hamas di Jalur Gaza.
"Perbatasan ini merupakan hambatan signifikan (bagi gerak Hamas) yang secara efektif memecah Gaza menjadi dua bagian."
Baca juga: Netanyahu: Jika IDF Tak Serbu Rafah, Berarti Israel Kalah Perang Lawan Hamas
“Israel sedang membangun penghalang antara Kota Gaza dan seluruh Jalur Gaza di selatan, jadi kita bisa mengatakan, 'Selamat datang pada kenyataan di mana ada dua wilayah terpisah yang bukan Jalur Gaza: bagian utara Jalur Gaza dan wilayah yang terpisah, selatan Jalur Gaza,'" katanya.
“Jalan tersebut dikelilingi tembok tanah, dan sudah ada operasi di kedua sisi jalan untuk mendirikan pos pemeriksaan yang bertujuan mengatur pemisahan Kota Gaza dari Jalur selatan.”
Menurut Fialkov, ada kemungkinan Israel nantinya akan memutuskan untuk membuka perbatasan tambahan di Jalur Gaza sebagai bagian dari pembentukan kebijakan pascaperang di Selatan.
“Menurut saya, Israel juga harus membangun penghalang serupa di selatan Khan Yunis,” katanya.
“Sehingga jika Hamas kembali menyelundupkan senjata melalui Rafah, senjata tersebut tidak akan menyebar ke seluruh Jalur Gaza tetapi hanya akan tetap berada di wilayah Rafah. Dengan begitu, Hamas di Jalur Gaza tidak akan mampu mempersenjatai diri seperti yang dilakukannya dalam beberapa dekade terakhir,” katanya.
Bencana Menanti IDF di Rafah
Analis Barat dan Israel baru-baru ini menyimpulkan kalau Israel telah kalah dalam perang yang sedang berlangsung karena gagal mencapai tujuan apa pun – yaitu menghancurkan kekuatan tempur Hamas dan menyelamatkan para tahanannya.
Penyergapan Netzarim terjadi dua hari setelah seorang mantan perwira Israel mengatakan bahwa “bencana” menanti Israel jika mereka memilih untuk melancarkan operasi di Rafah.
Hamas sedang melakukan “penyergapan strategis” jika dan ketika pasukan Israel memutuskan untuk memasuki kota tersebut, perwira itu menambahkan.
Pendapat di atas tersebut dilontarkan Mantan petinggi tentara pendudukan Israel (IDF), Mayor Jenderal Israel Ziv, membahas rencana invasi darat IDF di Rafah dalam sebuah pernyataan pers, Jumat (26/4/2024).
Dia mengatakan kalau Hamas sedang menyiapkan penyergapan strategis terhadap IDF, yang akan menjadi sebuah "bencana bagi Israel".
Baca juga: Maut Menanti Israel di Rafah, Bersiap Hadapi Terowongan Maut, Ruang Komando, Markas Rahasia Hamas
Israel Ziv menjelaskan, operasi militer darat di Rafah mempunyai risiko yang sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dibandingkan semua operasi militer yang dilakukan IDF di Gaza selama enam bulan terakhir.