Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Populer Internasional: 500 Pemukim Israel Serbu Masjid Al-Aqsa - Hamas Serius Soal Gencatan Senjata

Rangkuman berita populer internasional, di antaranya ratusan pemukim Israel menyerbu kompleks Masjid Al Aqsa untuk rayakan hari raya Yahudi.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Populer Internasional: 500 Pemukim Israel Serbu Masjid Al-Aqsa - Hamas Serius Soal Gencatan Senjata
Kolase Tribunnews
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya ratusan pemukim Israel menyerbu kompleks Masjid Al Aqsa untuk rayakan hari raya Yahudi. 

TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

Ratusan pemukim ilegal Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa merayakan hari raya Yahudi, mereka ditemani polisi dalam melakukan aksinya.

Sementara itu, Hamas serius ingin mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel, tapi tidak mau semata-mata karena ditekan oleh Amerika.

Di sisi lain, pasukan Israel juga sudah lelah berperang. Beberapa menolak perintah invasi darat ke Rafah.

Selengkapnya, berikut berita populer dunia dalam 24 jam terakhir.

1. Lebih dari 500 Pemukim Israel Serbu Masjid Al-Aqsa untuk Rayakan Hari Raya Yahudi, Ditemani Polisi

Ratusan pemukim Israel menyerbu kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem untuk merayakan hari raya Yahudi.

“Lebih dari 500 pemukim menyerbu Al-Aqsa dari Gerbang Mugharbah dan melakukan aksi provokatif serta melakukan ritual Talmud di halamannya,” kata Departemen Wakaf Islam di Yerusalem dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (28/4/2024).

BERITA REKOMENDASI

Departemen tersebut menambahkan bahwa para pemukim berani menyusup ke tempat suci umat Islam itu karena mereka ditemani oleh polisi Israel.

Polisi Israel telah memperketat tindakan militer di gerbang Kota Tua dan Masjid Al-Aqsa selama hari libur Yahudi yang dirayakan selama seminggu, yang dikenal dengan Passover atau Pesach.

Dilansir PressTV, ketegangan telah meningkat dalam beberapa hari terakhir di berbagai bagian Kota Tua yang diduduki Israel sejak hari pertama Passover yang dimulai pada hari Senin (22/4/2024) lalu.

Ratusan pemukim ilegal memaksa masuk ke kompleks Masjid Aqsa di bawah pengawasan ketat polisi.

Ratusan pemukim ilegal Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa pada 25 April 2024 di bawah perlindungan ketat dari pasukan polisi Israel.
Ratusan pemukim ilegal Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa pada 25 April 2024 di bawah perlindungan ketat dari pasukan polisi Israel. (via PressTV)

Baca juga: Netanyahu Mengadu ke Biden soal Kemungkinan Ditangkap ICC, Kongres AS Langsung Pasang Badan

Kemudian pada hari Kamis, hampir 1.700 pemukim ilegal Israel masuk ke kompleks masjid, kata Departemen Wakaf Islam di al-Quds.

Kelompok sayap kanan Israel sebelumnya menyerukan invasi ke dalam masjid pada perayaan Paskah.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. Hamas Serius Ingin Mencapai Kesepakatan Gencatan Senjata, tapi Tidak Mau Mengalah karena Ditekan AS

Pejabat senior Hamas mengatakan pihaknya serius ingin mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel, tetapi tidak mau semata-mata karena tekanan Amerika Serikat.

Dilansir PressTV, Sami Abu Zuhri menyampaikan hal tersebut dalam pernyataan pers hari Minggu (28/4/2024).

Ia membenarkan bahwa Hamas telah menerima tanggapan Israel terhadap usulan kesepakatan melalui mediator dan kini sedang mempelajarinya.

“Respon pendudukan (Israel) yang kami terima melalui mediator sedang dipelajari, namun masih terlalu dini untuk mengambil keputusan mengenai hal tersebut,” katanya.

Abu Zuhri menekankan, “Kami tidak akan menerima perjanjian apa pun yang tidak mencakup penghentian agresi pendudukan Israel terhadap Jalur Gaza.”

Pejabat Hamas itu juga menekankan bahwa mereka telah meyakinkan saudara-saudaranya di Mesir dan Qatar bahwa mereka serius untuk mencapai kesepakatan, namun mereka tidak akan menyerah pada tekanan Amerika.

Sebelumnya pada hari Sabtu, wakil ketua Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya telah menerima tanggapan Israel melalui mediator Mesir dan Qatar.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Kiev Sabotase Dua Lokomotif Rusia, Moskow Tak Berhenti Perluas Posisi di Ukraina

Ukraina terus melakukan perlawanan kepada Rusia. Bukan hanya bertahan, namun Kiev terus mengincar fasilitas dan infrastruktur penting Moskow.

Terbaru, dua lokomotif diesel dihancurkan di kota Orenburg dan Vladikavkaz di Rusia pada tanggal 26 dan 28 April 2024.

Intelijen Pertahanan Ukraina (DIU) mengatakan, bahwa 'orangnya' telah menyabotase dan menghancurkan fasilitas transportasi Rusia.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-796: Pertempuran Sengit Berlanjut di Front Timur

"Pada tanggal 28 April 2024, orang tak dikenal membakar lokomotif diesel jalur utama 2TE10M menjadi abu di kota Orenburg di Rusia," kata DIU dikutip dari Ukrainska Pravda.

Kejadian serupa terjadi dua hari sebelumnya, pada 26 April, di kota Vladikavkaz.

Lokomotif CHME-3 dibakar pada malam hari.

Intelijen Pertahanan Ukraina menekankan bahwa penghancuran sarana kereta api di jalur kereta api Rusia mengurangi kemampuan logistik militer negara agresor.”

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Lelah Berperang, Pasukan Terjun Payung Israel Membangkang, Tolak Perintah Invasi Darat ke Rafah

Warga Palestina di antara puing bangunan yang jadi sasaran serangan udara Israel di Kota Rafah, di selatan Jalur Gaza, pada 24 Maret 2024. Foto: Abed Rahim Khatib/Flash90
Warga Palestina di antara puing bangunan yang jadi sasaran serangan udara Israel di Kota Rafah, di selatan Jalur Gaza, pada 24 Maret 2024. (Abed Rahim Khatib/Flash90)

Sebanyak 30 tentara cadangan Brigade Terjun Payung Pasukan Pendudukan Israel (IOF) membelot, menolak perintah Perdana Menteri Benyamin Netanyahu untuk mempersiapkan invasi darat ke kota Rafah.

Penolakan ini kompak disuarakan puluhan anggota kompi terjun payung cadangan yang tergabung dalam Pasukan Terjun Payung regular. Mereka berdalih penolakan ini terpaksa dilakukan karena puluhan pasukan telah lelah menghadapi pertempuran tak tak kunjung selesai.

“Mereka diperintahkan untuk mempersiapkan serangan darat ke Rafah, tetapi menolak karena prajurit merasa tidak mampu melanjutkan pertempuran di Gaza setelah hampir 7 bulan bertempur, kelelahan menjadi alasan utama penolakan ini,” jelas laporan stasiun berita lokal, Channel 12 dikutup dari Anadolu.

Merespon banyaknya pasukan yang membelot perintah Netanyahu Pejabat Angkatan Darat mengatakan mereka tidak akan memaksa personel cadangan untuk ikut serta dalam invasi, terlebih Rafah sendiri merupakan tempat yang sangat sulit dan padat untuk bertempur, ditambah dengan kepekaan Mesir dan AS terhadap operasi tersebut.

Penolakan perintah perang bukan kali pertama yang dihadapi pemerintah Israel, sebelumnya pada awal April lalu 100 tentara perempuan Israel dilaporkan menolak perintah Perdana Menteri Benyamin Netanyahu untuk melakukan wajib militer bersama pasukan pertahanan Israel (IOF) .

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas