Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Pertimbangkan Alternatif Serangan Besar di Perbatasan Mesir Jika Invasi Rafah Batal 

Alternatif serangan Tentara Israel jika operasi Rafah batal adalah Koridor Philadelphia, area yang bersinggungan dengan perbatasan Mesir.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Israel Pertimbangkan Alternatif Serangan Besar di Perbatasan Mesir Jika Invasi Rafah Batal 
DAVID SILVERMAN / POOL / AFP
Tentara Israel dikerahkan di samping pengangkut personel lapis baja mereka saat mereka menunggu perintah untuk mundur pada 11 September 2005 dari reruntuhan pos terdepan Aluf di Koridor Philadelphia di perbatasan Mesir di Jalur Gaza selatan. 

Israel Pertimbangkan Alternatif Serangan Besar di Perbatasan Mesir Jika Operasi Rafah Batal 

TRIBUNNEWS.COM - Israel dilaporkan tengah mencari alternatif selain rencana invasi ke kota Rafah di ujung selatan Jalur Gaza, kata media lokal pada Kamis (2/5/2024).

“Dinas keamanan sedang mempertimbangkan alternatif operasi skala besar di Rafah, jika operasi ini tidak dilakukan,” kata Radio Angkatan Darat Israel dikutip Anadolu.

Diketahui, meskipun mendapat tentangan dari dunia internasional, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk menyerang Rafah, rumah bagi lebih dari 1,4 juta pengungsi Palestina.

Baca juga: Tentara Israel Bubarkan Pasukan yang Jadi Unit Tempur Invasi Rafah, Serang Hizbullah Lebanon Duluan?

Rafah adalah wilayah terakhir yang tersisa di Jalur Gaza di mana Israel belum secara resmi mengumumkan masuknya pasukannya untuk melanjutkan serangan gencar terhadap warga Palestina.

Alternatif serangan jika operasi Rafah batal adalah Koridor Philadelphia, area yang bersinggungan dengan perbatasan Mesir.

“Dinas keamanan Israel bersikeras melancarkan operasi di Koridor Philadelphi (di perbatasan antara Gaza dan Mesir) untuk memutus jalur penyelundupan Hamas,” kata radio tersebut.

Baca juga: Mesir Beri Sinyal ke Hamas Cs, Gabung Perang Kalau Israel Rebut Kendali Koridor Philadelphia

KORIDOR NETZARIM- Israel membangun ‘sabuk militer’. Mereka sedang melakukan penyelesaian akhir pada jalan sepanjang 8 km yang secara efektif akan membelah Jalur Gaza menjadi dua dan memperkuat kendali Israel di wilayah utara.  Pejabat pertahanan Israel yang berbicara dengan Wall Street Journal (WSJ) mengatakan jalan yang membelah Gaza – yang disebut “Koridor Netzarim”.
KORIDOR NETZARIM- Israel membangun ‘sabuk militer’. Mereka sedang melakukan penyelesaian akhir pada jalan sepanjang 8 km yang secara efektif akan membelah Jalur Gaza menjadi dua dan memperkuat kendali Israel di wilayah utara. Pejabat pertahanan Israel yang berbicara dengan Wall Street Journal (WSJ) mengatakan jalan yang membelah Gaza – yang disebut “Koridor Netzarim”. (Tangkapan layar Twitter)

Baca juga: Operasi Netzarim Al Qassam, Adu Strategi Hamas-Israel di Koridor Pembelah Gaza Pra-Invasi Rafah

Tarik Mundur Pasukan dari Netzarim Jika Kesepakatan Pertukaran Tahanan Tercapai

Berita Rekomendasi

Media penyiaran tersebut, mengutip sumber-sumber Israel, mengatakan Tel Aviv akan siap untuk mempertimbangkan secara positif penarikan penuh pasukan IDF dari poros Netzarim di Gaza tengah jika kesepakatan gencatan senjata yang mencakup pertukaran tahanan tercapai.

Dinamakan berdasarkan pemukiman Netzarim, yang dibongkar di Gaza pada tahun 2005, tentara Israel membangun koridor sepanjang tujuh kilometer untuk memisahkan Gaza utara dari bagian selatannya.

Baca juga: Netzarim Membara, Dua Tentara Israel Tewas Kena Tembak Tank Sendiri, Yang Lain Kena Ranjau Al Qassam

Hamas, yang diyakini menyandera lebih dari 130 orang Israel, menuntut diakhirinya serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza sebagai imbalan atas kesepakatan penyanderaan dengan Tel Aviv.

Israel telah melancarkan serangan tanpa henti terhadap wilayah kantong Palestina sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober lalu yang menewaskan sekitar 1.200 orang.

Hampir 34.600 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 77.800 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Lebih dari enam bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur, mendorong 85 persen penduduk daerah kantong tersebut mengungsi di tengah blokade makanan, air bersih dan obat-obatan yang melumpuhkan, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas