Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Serius Mau Normalisasi, Arab Saudi Tangkapi Warganya yang Serang Israel di Medsos

hal itu dilakukan Arab Saudi ketika negara kerajaan itu mengisyaratkan kesiapannya untuk menyetujui hubungan diplomatik dengan Israel

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Serius Mau Normalisasi, Arab Saudi Tangkapi Warganya yang Serang Israel di Medsos
tangkap layar
Bendera Arab Saudi, Amerika Serikat, dan Israel. Laporan menyebut, upaya AS menormalisasi hubungan Riyadh dan Tel Aviv berlanjut pasca-serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. 

Serius Mau Normalisasi, Arab Saudi Tangkapi Warganya yang Serang Israel di Medsos

TRIBUNNEWS.COM - Arab Saudi dilaporkan menggencarkan penangkapan terhadap warganya yang menyerang Israel secara online dalam platform media sosial terkait Perang Gaza.

Bloomberg dan TBS News melansir, hal itu dilakukan Arab Saudi ketika negara kerajaan itu mengisyaratkan kesiapannya untuk menyetujui hubungan diplomatik dengan negara Yahudi tersebut.

Amerika Serikat (AS) yang menjadi mak comblang, menyatakan, Arab Saudi mensyaratkan Israel untuk berkomitmen pada pengakuan negara Palestina, menerima solusi dua negara, dan menciptakan ketenangan di Timur Tengah.

AS menyebut, kesepakatan pada aspek bilateral dalam kerangka besar normalisasi dengan Israel, hampir dicapai dengan Arab Saudi.

Baca juga: AS: Kami Hampir Mencapai Kesepakatan dengan Arab Saudi Soal Aspek Bilateral Normalisasi Israel

Dalam ulasannya, The Business Standard (TBS) mengulas kalau penahanan terhadap warga karena berkomentar online – bahkan mereka yang berusia lebih dari 10 tahun – dan pembatasan kebebasan berbicara dan berekspresi politik adalah hal yang biasa di Arab Saudi.

"Namun serentetan penangkapan baru-baru ini dimotivasi oleh kekhawatiran keamanan khususnya terkait dengan invasi mematikan ke Israel oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober dan dampaknya, menurut diplomat dan kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Riyadh," kata laporan tersebut.

Berita Rekomendasi

Pemboman balasan Israel terhadap Gaza dilakukan lebih keras dan telah menewaskan lebih dari 34.000 warga Palestina, menurut pihak berwenang di Gaza.

Agresi Israel juga menyebabkan warga Palestina di Gaza mengalami kelaparan.

Hal ini memicu reaksi anti-Israel yang masif di dunia Arab dan di negara-negara Barat termasuk Amerika Serikat, dimana bentrokan dengan kekerasan sering terjadi di kampus-kampus.

Ratusan demonstran ditangkap di AS pada hari Rabu kemarin.

Baca juga: Dari MIT Hingga Berkeley, Kampus-Kampus Elite AS Bergolak Bela Gaza: Mahasiswa Aktivis Ditangkapi

Petugas NYPD menangkap mahasiswa saat mereka mengusir sebuah gedung yang telah dibarikade oleh pengunjuk rasa mahasiswa pro-Palestina di Universitas Columbia, di New York City pada tanggal 30 April 2024. - Polisi New York memasuki kampus Universitas Columbia pada akhir 30 April 2024 dan berada di depan sebuah gedung yang dibarikade oleh mahasiswa pengunjuk rasa pro-Palestina, seorang reporter AFP melihat. Lusinan orang berada di sekitar Hamilton Hall, di kampus Columbia di tengah Kota New York, ketika polisi tiba dan mulai mendorong pengunjuk rasa keluar, kata reporter tersebut. (Photo by CHARLY TRIBALLEAU / AFP)
Petugas NYPD menangkap mahasiswa saat mereka mengusir sebuah gedung yang telah dibarikade oleh pengunjuk rasa mahasiswa pro-Palestina di Universitas Columbia, di New York City pada tanggal 30 April 2024. - Polisi New York memasuki kampus Universitas Columbia pada akhir 30 April 2024 dan berada di depan sebuah gedung yang dibarikade oleh mahasiswa pengunjuk rasa pro-Palestina, seorang reporter AFP melihat. Lusinan orang berada di sekitar Hamilton Hall, di kampus Columbia di tengah Kota New York, ketika polisi tiba dan mulai mendorong pengunjuk rasa keluar, kata reporter tersebut. (Photo by CHARLY TRIBALLEAU / AFP) (AFP/CHARLY TRIBALLEAU)

Laporan media Barat itu menyatakan kalau Arab Saudi dan sekutu regionalnya seperti Mesir dan Yordania khawatir pada tren ini anti-Israel ini.

"Disebutkan, negara-negara Arab di atas khawatir kalau Iran dan kelompok-kelompok lain anti-Israel  akan mengeksploitasi konflik tersebut untuk memicu gelombang pemberontakan, kata beberapa orang, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena sifat sensitif dari konflik tersebut," kata laporan TBS.

Trauma akan fenomena Arab Spring lebih dari satu dekade yang lalu masih segar di kalangan penguasa regional di Timur Tengah, yang sangat ingin menghindari terulangnya hal yang sama.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas