Tentara Israel Menggerebek Kantor Al Jazeera di Yerusalem, karena Liputan Israel yang Menyerang Gaza
Tentara Israel menggerebek kantor Al Jazeera di Yerusalem. Hal ini menyusul keputusan pemerintah Israel untuk menutup Al Jazeera.
Penulis: Muhammad Barir
Tentara Israel Menyerang Kantor Al Jazeera di Yerusalem, Menyusul Pemerintah Israel Menutup Al Jazeera
TRIBUNNEWS.COM- Tentara Israel menggerebek kantor Al Jazeera di Yerusalem. Hal ini menyusul keputusan pemerintah Israel untuk menutup Al Jazeera di seluruh negeri Israel karena liputannya di Gaza.
Militer Israel menggerebek kamar hotel di Yerusalem Timur yang berfungsi sebagai kantor Al Jazeera beberapa jam setelah keputusan pemerintah untuk menutup operasi lokal stasiun TV milik Qatar pada tanggal 5 Mei.
Rekaman online menunjukkan petugas berpakaian preman membongkar perlengkapan kamera di sebuah kamar hotel, yang menurut sumber Al Jazeera diidentifikasi berlokasi di Yerusalem Timur. Hal ini mengakibatkan penyitaan peralatan penyiaran dan komunikasi Al Jazeera di wilayah Palestina.
Pemerintah Israel meratifikasi keputusan untuk menutup Al Jazeera di seluruh negeri pada hari yang sama, salah satu dari sedikit media internasional yang masih meliput serangan Israel di Jalur Gaza langsung dari lokasi kejadian. Keputusan ini termasuk menutup kantor media tersebut di Israel.
Menurut Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi, penutupan tersebut akan segera berlaku. Beberapa sumber menyebutkan keputusan tersebut akan berlaku selama 45 hari ke depan dan dapat diperbarui.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa “pemerintahan yang saya pimpin dengan suara bulat memutuskan: saluran hasutan Al Jazeera akan ditutup di Israel” dalam sebuah postingan media sosial di X.
Tak lama setelah pengumuman tersebut, Al Jazeera mengutuk keputusan Israel dan menyebutnya sebagai “tindakan kriminal.”
Bulan lalu, Netanyahu menggambarkan media yang berbasis di Doha itu sebagai “saluran teroris” dan menegaskan kembali bahwa Tel Aviv akan “segera bertindak” untuk menghentikan kegiatannya berdasarkan undang-undang yang diusulkan.
Selama periode tersebut, outlet berita tersebut menggambarkan usulan larangan tersebut sebagai komponen dari serangkaian tindakan sengaja Israel yang bertujuan untuk membungkam Al Jazeera. Tindakan ini termasuk kematian Shireen Abu Akleh, salah satu jurnalis terkemuka di wilayah tersebut, saat dia meliput serangan Israel di Tepi Barat yang diduduki pada Mei 2022.
Pada bulan Januari, jurnalis Al Jazeera lainnya dan seorang pekerja lepas tewas akibat serangan udara Israel di Gaza. Pihak berwenang Israel menyebut kedua orang yang meninggal itu sebagai “agen teror.”
(Sumber: The Cradle)