Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dermaga Apung Gaza Sudah Selesai Dibangun tapi Rencana Pemindahannya Terpaksa Ditunda

Dermaga Gaza Biden sudah selesai dibangun tapi ada satu masalah besar, kata Pentagon

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Dermaga Apung Gaza Sudah Selesai Dibangun tapi Rencana Pemindahannya Terpaksa Ditunda
Twitter U.S. Central Command
Proses pembangunan dermaga apung Gaza 

TRIBUNNEWS.COM - Pentagon mengumumkan bahwa mereka telah menyelesaikan pembangunan dermaga kemanusiaan yang akan beroperasi di lepas pantai Jalur Gaza, The Times of Israel melaporkan.

Namun, Pentagon menyebut cuaca buruk menghalangi pemindahan dermaga apung tersebut, yang saat ini masih berada di pelabuhan Israel.

“Sampai hari ini, pembangunan dua bagian JLOTS [Joint Logistics Over-the-Shore] – dermaga terapung dan dermaga Trident – telah selesai dan menunggu pergerakan akhir di lepas pantai,” kata Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh di sebuah konferensi pers, Selasa (7/5/2024).

“Saat ini diperkirakan masih terjadi angin kencang dan gelombang laut tinggi sehingga menyebabkan kondisi pemindahan komponen JLOTS tidak aman."

"Jadi bagian dermaga dan kapal militer yang terlibat dalam pembangunannya masih ditempatkan di pelabuhan Ashdod Israel,” kata juru bicara tersebut.

Singh mengatakan bahwa penempatan dermaga tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat.

Sementara itu, bantuan kemanusiaan sedang dimuat ke kapal kontainer besar, Sagamore, di Siprus, untuk dikirim ke Gaza, kata Singh.

BERITA REKOMENDASI

Ini bukan pertama kalinya cuaca buruk mempengaruhi proyek tersebut.

Pembangunan dermaga apung di lepas pantai Gaza oleh AS dengan dalih sebagai upaya percepatan pengiriman bantuan kemanusiaan.
Pembangunan dermaga apung di lepas pantai Gaza oleh AS dengan dalih sebagai upaya percepatan pengiriman bantuan kemanusiaan. (khaberni/HO)

Militer AS sempat menghentikan pembangunan dermaga tersebut setelah adanya potensi angin kencang dan gelombang besar.

Kondisi cuaca yang seperti itu disebut dapat menciptakan kondisi yang tidak aman bagi para pekerja, menurut siaran pers Komando Pusat AS.

Presiden AS Joe Biden mengumumkan rencana pembangunan dermaga sementara tersebut pada 7 April lalu.

Baca juga: AS Mendadak Hentikan Pembangunan Dermaga Apung di Gaza dan Serahkan ke Israel, Ada Apa?

Hal itu dilakukan dalam upaya untuk mengirimkan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Keputusan ini tampaknya terkait dengan peringatan PBB bahwa ada situasi kelaparan yang dapat menimpa sekitar 576.000 warga Gaza, menurut Wall Street Journal (WSJ).

Namun, AS menyebut operasi pemindahan dermaga akan diawasi oleh pasukan Israel, bukan pasukan Amerika sendiri.

“Kami tidak berencana menjadikan operasi ini sebagai operasi yang memerlukan pasukan AS di lapangan,” kata seorang pejabat Amerika, seperti yang dilaporkan Politico.

Sebaliknya, militer Israel akan bertanggung jawab atas keamanan dermaga tersebut, menurut WSJ.

Update Perang Israel-Hamas

Sementara itu, setidaknya 34.789 orang telah tewas dan 78.204 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober, mengutip Aljazeera.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober mencapai 1.139 orang dengan puluhan orang masih ditawan.

Israel terus memborbardir Rafah dan seluruh Jalur Gaza.

Warga Palestina masih terjebak setelah perebutan persimpangan penting Rafah di perbatasan dengan Mesir.

Gambar selebaran milik Maxar Technologies yang diambil oleh satelit WorldView-1 pada tanggal 7 Mei 2024 menunjukkan pemandangan udara dari sebuah bangunan yang terbakar di Rafah di Jalur Gaza selatan di tengah konflik yang sedang berlangsung di wilayah Palestina antara Israel dan Hamas. (Photo by Satellite image ©2024 Maxar Technologies / AFP)
Gambar selebaran milik Maxar Technologies yang diambil oleh satelit WorldView-1 pada tanggal 7 Mei 2024 menunjukkan pemandangan udara dari sebuah bangunan yang terbakar di Rafah di Jalur Gaza selatan di tengah konflik yang sedang berlangsung di wilayah Palestina antara Israel dan Hamas. (Photo by Satellite image ©2024 Maxar Technologies / AFP) (AFP/-)

Invasi besar-besaran ke Rafah oleh pasukan Israel akan menjadi kesalahan strategis, bencana politik, dan mimpi buruk kemanusiaan, Sekretaris Jenderal PBB memperingatkan.

“Setiap hari pihak berwenang Israel memblokir bantuan yang menyelamatkan nyawa, semakin banyak warga Palestina yang berisiko meninggal,” kata Human Rights Watch.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan proposal gencatan senjata yang disetujui oleh Hamas “tidak memenuhi” tuntutan Israel, namun delegasi Israel telah tiba di Kairo untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas