Pemukim Israel Bakar Markas UNRWA di Yerusalem
Pemukim Israel melempari markas besar Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNWRA) dengan batu dan membakar bagian luar gedung.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Menurutnya, hal tesebut membuat warga Palestina di Rafah harus berpencar untuk bertahan hidup.
Sejak perang Israel-Hamas meletus pada 7 Oktober 2023 kemarin, sebagian besar warga Gaza telah berkali-kali mengungsi.
"Dengan putus asa, (mereka) mencari keselamatan yang tidak pernah mereka temukan," kata Philippe Lazzarini.
Bahkan orang-orang telah pindah berkali-kali, rata-rata sebulan sekali.
"Klaim zona aman adalah salah dan menyesatkan. Tidak ada tempat yang aman di Gaza. Titik," imbuhnya, dikutip dari Anadolu.
Ia pun menyoroti, warga Palestina yang mengungsi dari Gaza tidak punya pilihan selain mencari perlindungan di tempat penampungan UNRWA.
Namun tempat-tempat tersebut sering menjadi sasaran dan dirusak oleh tindakan militer Israel.
Lazzarani mengaku selama ini dia belum pernah melihat kondisi seperti itu, selama lebih dari tiga dekade.
“Selama lebih dari 30 tahun mempelajari dan berinteraksi dengan masyarakat yang terkena dampak pengungsian, saya belum pernah melihat kekejaman yang mengejutkan seperti ini," ucapnya.
Diperkirakan 150.000 orang telah meninggalkan Rafah ketika Israel memerintahkan evakuasi dan melanjutkan operasi meskipun ada kekhawatiran dari sekutu dan pihak lain.
Israel telah membunuh lebih dari 35.000 warga Palestina di Gaza, sebagai pembalasan atas serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 jiwa.
Sekitar 85 persen dari 2,3 juta penduduk di wilayah kantong tersebut menjadi pengungsi internal, dan terjadi kekurangan makanan, air, dan obat-obatan.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)