Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia Rekrut Ratusan Warga Sri Lanka Jadi Tentara Bayaran, Diming-Imingi Gaji Selangit

Sebanyak 280 warga Sri Lanka mendaftar jadi tentara bayaran Rusia untuk membantu pasukan Rusia berperang melawan Ukraina yang di-back up NATO.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Rusia Rekrut Ratusan Warga Sri Lanka Jadi Tentara Bayaran, Diming-Imingi Gaji Selangit
Al Arabiya
Sebanyak 280 warga Sri Lanka mendaftar jadi tentara bayaran Rusia untuk membantu pasukan Rusia berperang melawan Ukraina yang di-back up NATO. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, KOLOMBO – Sebanyak 280 warga Sri Lanka mendaftar jadi tentara bayaran Rusia untuk membantu pasukan Vladimir Putin berperang melawan Ukraina yang di-back up NATO.

Hal ini terungkap setelah pemerintah Sri Lanka membentuk unit khusus untuk mengumpulkan informasi terkait keterlibatan negaranya dengan perang Rusia.

Dalam laporan yang dirilis Menteri Keamanan Publik Sri Lanka, Tiran Alles sebagaimana dikutip dari Al Arabiya dijelaskan ratusan warga Sri Lanka kepincut mendaftar jadi tentara bayaran Rusia usai di iming-imingi gaji yang tinggi.

Tawaran tersebut lantas membuat ratusan warga kepincut, mereka memilih merantau ke Rusia menjadi tentara bayaran di tengah kondisi Sri Lanka yang saat ini menghadapi krisis ekonomi akibat inflasi.

“Kami telah menerima pengaduan dari sekitar 280 orang telah direkrut menjadi tentara Rusia, mereka ditipu dengan janji gaji yang tinggi dan diberitahu informasi keliru bahwa mereka akan diberikan peran non-tempur,” kata anggota parlemen Gamini Waleboda kepada parlemen Sri Lanka.

Namun setelah ditelusuri lebih lanjut, tawaran yang diberikan Rusia hanyalah tipuan. Para calon tentara bayaran yang tergiur gaji tinggi diberikan informasi palsu bahwa mereka akan ditugaskan di bagian non-tempur, pada kenyataannya mereka dikirim untuk melakukan pembantaian di Ukraina.

BERITA REKOMENDASI

Tidak ada perhitungan resmi terkait berapa banyak warga Sri Lanka yang tewas dalam konflik tersebut, namun guna mencegah bertambahnya warga Sri Lanka yang mendaftar jadi tentara bayaran Rusia kini pemerintah telah mengeluarkan peringatan agar warganya agar tidak melakukan perjalanan ke Rusia atau Ukraina untuk bergabung dalam pertempuran.

Baca juga: Vladimir Putin Menyindir Barat, dengan Mempersenjatai Kiev Mereka Pikir Bisa Hancurkan Rusia

Tak hanya itu gugus tugas tersebut dibentuk pemerintah pusat juga meminta para kerabat untuk memberikan informasi tentang pensiunan personel militer Sri Lanka yang bergabung dalam perang Rusia-Ukraina.

Rekrutmen seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Rusia, sejak setahun terakhir presiden Putin telah menyebarkan pamflet yang berisi ajakan untuk berperang bersama tentara Rusia dengan bayaran fantastis.

Baca juga: Rusia Akan Hajar Pasukan Prancis Jika Mereka Nekat Masuki Wilayah Ukraina

Di suriah misalnya, Rusia menawarkan gaji 7.000 dolar AS atau sekitar Rp100 juta setiap bulan kepada tentara bayaran dari Suriah yang mau bergabung bertempur di garis depan bersama pasukan Rusia dalam perang di Ukraina.

Setelah melewati tes, nantinya para relawan tentara yang terdiri dari warga sipil dan tentara akan menjalani pelatihan di Pangkalan Hmeimim, Latakia yang dioperasikan oleh Moskow di Suriah dan kemudian diterbangkan ke Rusia.

Baca juga: Foto-foto Perayaan 79 Tahun Kemenangan Rusia Atas NAZI Lewat Parade Militer di Lapangan Merah Moskow


"Ada dua kontrak yang ditawarkan. Satu, berperang di garis depan dengan gaji 7.000 dolar AS dan satu lagi, menjaga keamanan di belakang garis depan dengan gaji 3.500 dolar AS. Mereka mengatakan keluarga saya akan menerima 50.000 dolar AS (Rp717 juta) jika saya mati," kata tentara bayaran tersebut.

Sementara di Armenia dan Kazakstan pemerintah Rusia menawarkan pembayaran di muka sebesar 5.140 dolar AS atau lebih dari Rp78 juta bagi masyarakat yang ingin bergabung menjadi relawan tentara bayaran.

Menurut Kementerian Pertahanan Inggris, sejak September 2023 terdapat lebih dari 6 juta migran Asia Tengah di Rusia, yang semuanya merupakan “calon rekrutan” di mata Kremlin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas