'Jual Beli' Serangan Drone di Kamis Malam, 108 UAV Ukraina Dibalas 20 Shahed Rusia
Kementerian Pertahanan Rusia di telegram mengklaim Kiev meluncurkan sebanyak 108 drone, baik drone udara maupun drone laut.
Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM -- Wilayah perbatasan antara Rusia dengan Ukraina makin membara. Selain serangan artileri, dua negara menggunakan drone untuk menghancurkan wilayah lawan.
Pada pertempuran yang berlangsung pada Kamis (16/5/2024) malam hingga Jumat (17/5/2024) dinihari, pasukan Volodymyr Zelensky dan Vladimir Putin saling 'jual beli' serangan menggunakan unmammed aerial vehicle (UAV) atau drone.
Kementerian Pertahanan Rusia di telegram mengklaim Kiev meluncurkan sebanyak 108 drone, baik drone udara maupun drone laut.
Baca juga: Rebut Banyak Wilayah, Rusia Klaim Ukraina Kehilangan Ratusan Tentara
Moskow mengklaim drone yang dikirimkan di wilayah pendudukan di Krimea dan wilayah perbatasan seluruhnya berhasil dicegat. Semuanya ditembak jatuh oleh angkatan bersenjata Rusia.
Sementara Angkatan Udara Ukraina di Telegram mengklaim Rusia menyerang sejumlah lokasi di Donbass dengan 20 drone Shahed dan sejumlah drone lainnya. Kiev juga mengklaim seluruh drone musuh berhasil digagalkan.
Kemenhan Rusia mengatakan, sebanyak 51 UAV dihancurkan atau dicegat di wilayah Semenanjung Krimea, serta 44 UAV di Krasnodar Krai, enam UAV di Oblast Belgorod dan satu UAV di Oblast Kursk.
"Pesawat angkatan laut dan kapal patroli dari Laut Hitam Armada menghancurkan enam USV di Laut Hitam pada malam hari,” kata pengumuman Kemenhan Rusia.
Namun media asal Ukraina, Pravda mengungkap bahwa otoritas di Kota Novorossiysk, Krasnodar Krai Rusia mengakui adanya ledakan.
Pelabuhan dan depo minyak menjadi sasaran drone Ukrainna. Video yang diposting di saluran Telegram Rusia menunjukkan kebakaran.
Baca juga: Meski Terkena Sanksi, Rusia Untung Besar Ekspor Minyak ke UE Lewat Negara Ini
Media Rusia, Astra juga mengabarkan berdasarkan laporan masyarakat setempat adanya serangan terhadap terminal bahan bakar minyak Novorossiysk dan terminal Transneft, dan menambahkan bahwa kota tersebut dibiarkan tanpa listrik. Milbloggers mengonfirmasi serangan tersebut.
Otoritas pendudukan yang ditunjuk Kremlin di Sevastopol melaporkan bahwa serangan UAV dan kapal permukaan tak berawak (USV) telah berhasil digagalkan. Pemadaman listrik sebagian terjadi di Sevastopol dan Balaklava.
Mikhail Razvozhayev, yang disebut sebagai Gubernur Sevastopol, mengklaim bahwa beberapa drone telah dihancurkan "tanpa kerusakan pada infrastruktur sipil".
Dia menjelaskan pemadaman listrik sebagian dengan mengatakan bahwa beberapa peralatan di gardu induk Sevastopol telah dimatikan karena puing-puing drone yang jatuh jatuh di gardu induk.
Sementara itu, Razvozhayev memutuskan untuk membatalkan kelas di sekolah dan taman kanak-kanak di Sevastopol dan menyatakan bahwa diperlukan waktu sekitar satu hari untuk memulihkan pengoperasian gardu induk Sevastopol.
Sedangkan Ukraina mengklaim, serangan drone Rusia berhasil dihadang sebelum menemui sasaran.
"Sebagai akibat dari operasi antipesawat, seluruh 20 drone Shahed musuh ditembak jatuh di wilayah Kharkiv, Poltava, Vinnytsia, Odesa, dan Mykolaiv," klaim Angkatan Udara Ukraina di Telegram.
Ukraina juga mengungkap bahwa musuh meluncurkan drone kamikaze tersebut dari Kota Primorsko-Akhtarsk dan Kursk di Rusia.
Serangan udara tersebut berhasil dihalau oleh pesawat tempur dan pasukan rudal antipesawat Angkatan Udara, kelompok penembak bergerak Angkatan Pertahanan Ukraina, dan unit peperangan elektronik.
Di pagi hari, Angkatan Udara melaporkan bahwa UAV Rusia terbang menuju Oblast Odessa dan pertahanan udara merespons.