Petaka Gantz Rival Netanyahu Keluar dari Kabinet Perang, Gaza Dibangun Pemukiman Yahudi
Saingan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yakni Benny Gantz akan keluar dari Kabinet Perang Israel
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Saingan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yakni Benny Gantz, mengatakan akan keluar dari Kabinet Perang Israel pada 8 Juni kecuali ada rencana baru menyoal konflik Israel vs Palestina di Gaza.
Gantz menjabarkan rencana enam poin yang mencakup pengembalian sejumlah sanderahingga membentuk administrasi internasional untuk urusan sipil.
Benny Gantz, anggota Kabinet Perang Israel yang beranggotakan tiga orang, mengancam akan mengundurkan diri dari pemerintah.
Hal ini dilakukan jika Israel tidak mengadopsi rencana baru untuk perang di Gaza.
Langkah itu disebut sebagai langkah untuk meninggalkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang memilih bergantung pada sekutu sayap kanannya.
Pengumumannya pada hari Sabtu (18/5/2024) meningkatkan tanda perpecahan dalam kepemimpinan Israel setelah lebih dari tujuh bulan memasuki perang yang belum mencapai tujuan untuk membubarkan Hamas dan mengembalikan sejumlah sandera yang diculik dalam serangan 7 Oktober.
Gantz menjabarkan rencana enam poin yang mencakup pengembalian sejumlah sandera, yakni mengakhiri kekuasaan Hamas, mendemiliterisasi wilayah tersebut dan membentuk administrasi internasional untuk urusan sipil.
Ia juga mendukung upaya normalisasi hubungan dengan Arab Saudi.
Gantz mengatakan jika rancangan undang-undang tersebut tidak diadopsi pada tanggal 8 Juni, maka ia akan mundur dari pemerintahan.
Gantz merupakan seorang politisi sentris dan saingan politik lama Netanyahu, bergabung dengan koalisinya dan Kabinet Perang pada hari-hari awal perang.
Baca juga: 15 Tentara Israel Tewas di Dekat Rafah, Sementara Helikopter Apache Zionis Dirudal di Jabalia
Kepergiannya akan membuat Netanyahu semakin terikat pada sekutu sayap kanan yang telah mengambil sikap keras dalam perundingan mengenai gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Diprediksi, Netanyahu ingin Israel menduduki Gaza dan membangun kembali permukiman Yahudi di sana.
Rekaman Tahanan Palestina
Tentara Israel kembali mengunggah rekaman tahanan Palestina di Tepi Barat ke media sosial, berpotensi melanggar hukum internasional.
Dikutip dari The New Arab, setidaknya 45 video dan foto diposting di media sosial oleh 11 tentara dari Brigade Kfir Israel.
Brigade Kfir yang beroperasi di Tepi Barat, kerap melakukan penggerebekan militer di rumah-rumah warga Palestina.
Salah satu video memperlihatkan tentara Israel memerintahkan warga Palestina mengibarkan bendera Israel serta mengucapkan kalimat yang merendahkan.
BBC menganalisis rekaman tersebut dan menemukan bahwa 22 video dan foto diunggah oleh seorang tentara Israel dengan nama Yohai Vazana di Facebook dan TikTok.
Ada video saat unitnya secara paksa memasuki rumah warga Palestina dan berpose bersama seorang ibu dan anak.
Tentara lainnya, menggunakan nama Sammy Ben, memposting delapan video dan foto tahanan Palestina di Instagram, banyak di antara mereka ditutup matanya dan diikat.
Dalam satu video, Sammy Ben memerintahkan dua tahanan Palestina untuk mengucapkan "Am Yisrael Chai", yang berarti "Rakyat Israel hidup".
Berdasarkan hukum internasional, tahanan tidak boleh menerima penghinaan yang tidak perlu atau untuk dipertontonkan ke publik.
Tentara Israel mengklaim tentaranya telah didisiplinkan atau diskors karena perilaku itu.
Awal tahun ini, tentara Israel mengatakan akan menindaklanjuti kasus pelecehan lainnya.
Baca juga: Video Menteri Israel Beri Usul Gila Ingin Eksekusi Mati Tahanan Palestina Lantaran Penjara Penuh
Sejak 7 Oktober, tentara Israel telah mengambil gambar dan video aktivitas mereka di Gaza dan Tepi Barat.
Pada Desember 2023, puluhan pria Palestina terekam ditahan oleh pasukan Israel di Beit Lahia di Gaza utara, termasuk jurnalis Al-Araby Al-Jadeed Diaa al-Khalout.
Gambar lain menunjukkan rombongan dibawa dengan truk menuju lokasi untuk diproses.
Al-Khalout ditahan Israel selama 33 hari.
Ia mengatakan dirinya menjadi sasaran pemukulan dan penyiksaan selama ditahan.
Agen dari badan keamanan dalam negeri Israel Shin Bet juga ikut melakukan kekerasan kepadanya.
Pada bulan Maret, kelompok jurnalisme investigatif yang berbasis di Belanda, Bellingcat menganalisis sejumlah video dan foto warga Palestina yang ditahan yang diunggah oleh tentara Israel di Tepi Barat dan Gaza.
Para ahli mengatakan kepada media tersebut bahwa rekaman tersebut dapat melanggar hukum internasional.
Update Perang Israel-Hamas
- Dalam perkembangan terbaru perang di Gaza, Hamas mengatakan warga Palestina akan terus menghadapi invasi darat Israel di Rafah dan tempat-tempat lain di Gaza.
"Tidak peduli berapa lama agresi tersebut berlangsung dan apapun bentuknya," ujar Hamas, seperti dikutip dari Aljazeera.
- Lebih dari 630.000 orang kini telah melarikan diri dari serangan Israel di Rafah selatan dan 100.000 lainnya melarikan diri dari serangan darat di utara.
- Komandan Brigade Jenin, Islam Khamayseh, tewas dan delapan lainnya terluka dalam serangan rudal Israel di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki.
- Setidaknya 35.386 orang telah tewas dan 79.366 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.
Revisi jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas adalah 1.139 orang dan puluhan orang masih ditawan.
(Tribunnews.com/ Chrysnha, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.