Siapa yang Bergembira dengan Kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi?
Kebanyakan di antara mereka adalah keturunan para pendukung Raja Reza Pahlavi yang ditumbangkan Revolusi Islam 1979.
Editor: Malvyandie Haryadi
Saluran utama TV pemerintah menayangkan doa tersebut tanpa henti.
Di Teheran, sekelompok pria terlihat berlutut di pinggir jalan sambil genggam tasbih dan menonton video Raisi yang sedang salat.
Beberapa di antara warga terlihat tampak menangis.
"Jika sesuatu terjadi padanya, kami akan patah hati. Semoga dikabulkan dan semoga dia kembali ke pelukan bangsa dengan selamat," kata salah seorang pria, Mehdi Syedi.
Presiden Iran Ebrahim Raisi akhirnya dinyatakan tewas pada Senin pagi (20/5), setelah helikopter yang ia tumpangi bersama pejabat senior lainnya jatuh di provinsi Azerbaijan Timur.
Dilansir Reuters, puing-puing helikopter yang ditumpangi Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian ditemukan pada Senin pagi setelah pencarian semalaman dalam kondisi badai salju.
Tim penyelamat berjuang melawan badai salju dan medan yang sulit sepanjang malam untuk mencapai reruntuhan.
“Dengan ditemukannya lokasi kecelakaan, tidak ada tanda-tanda kehidupan yang terdeteksi di antara penumpang helikopter,” kata Kepala Bulan Sabit Merah Iran, Pirhossein Kolivand, kepada TV pemerintah.
Sebelumnya, lembaga penyiaran nasional telah menghentikan semua program regulernya untuk menayangkan doa yang diadakan untuk Raisi di seluruh negeri.
Apa dampak kematian Raisi terhadap Iran dan kawasan sekitarnya?
Salah satu pertanyaan besar yang muncul adalah bagaimana kematian Raisi kemungkinan besar akan mempengaruhi perebutan siapa yang menggantikan Khamenei sebagai Pemimpin Tertinggi selanjutnya.
Ini adalah isu yang menjadi perhatian para akademisi, pejabat, dan analis seiring bertambahnya usia Pemimpin Agung Ayatullah Ali Khamenei.
Kematian Raisi juga dapat berdampak pada hubungan Iran dengan negara-negara kawasan lainnya.
Iran mendukung sejumlah kelompok proksi kuat yang melawan Israel.
Korps Garda Revolusi akan berupaya memastikan bahwa musuh-musuh Iran tidak memanfaatkan momen pergolakan ini.
Raisi juga mengawasi periode hubungan yang lebih hangat dengan negara-negara Teluk Arab termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Meskipun kebijakan ini kemungkinan besar akan terus berlanjut, setiap pemimpin baru mungkin memiliki prioritas yang berbeda.