Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dicurigai Terlibat Jatuhnya Helikopter Presiden Iran, Israel: Bukan Kami

Sejumlah pihak menuding Israel terlibat dalam jatuhnya helikopter presiden Iran, tapi seorang pejabat dengan keras membantah.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
zoom-in Dicurigai Terlibat Jatuhnya Helikopter Presiden Iran, Israel: Bukan Kami
AFP/AHMAD AL-RUBAYE
Warga Irak menyalakan lilin untuk mendiang presiden Iran Ebrahim Raisi (foto) di luar kedutaan Iran di Bagdad saat upacara belasungkawa pada 20 Mei 2024 untuk presiden dan rombongannya, yang tewas dalam kecelakaan helikopter di Iran pada hari sebelumnya. 

Kini, Iran sedang berfokus menyelidiki penyebab kecelakaan itu.

Apa yang terjadi sekarang setelah kematian presiden?

Mengutip Time.com, berdasarkan konstitusi Iran, setelah presiden meninggal, wakil presiden pertama, akan mengambil alih kepemimpinan sementara.

Dalam kasus ini, pemimpin sementara adalah Mohammad Mokhber, mantan perwira di Korps Garda Revolusi Islam dan pernah menjadi kepala dana abadi yang menjaga aset-aset Republik Islam.

Namun, pemilihan presiden harus digelar dalam kurun waktu 50 hari setelah meninggalnya Raisi.

Sejumlah warga rayakan kematian Raisi

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengumumkan lima hari berkabung publik atas kematian Raisi.

Para pemimpin dunia juga menyampaikan belasungkawanya.

Namun rupanya, tidak semua warga Iran sedih atas kematian presidennya.

Berita Rekomendasi

Perayaan atas kematian Ebrahim Raisi justru terlihat di media sosial.

Saluran TV Iran International yang berbasis di London, menerbitkan rekaman perayaan kembang api yang diluncurkan di Iran.

“Mari kita rayakan kabar baik atas jatuhnya helikopter Ebrahim Raisi,” terdengar suara seorang warga Teheran dalam video tersebut.

Tangkapan layar warga Iran menyalakan kembang api atas meninggalnya Presiden Iran
Tangkapan layar warga Iran menyalakan kembang api atas meninggalnya Presiden Iran (Screenshot Twitter)

“Jalani hidupmu sedemikian rupa sehingga orang-orang tidak menyalakan kembang api dan membagikan permen untuk mengantisipasi berita kematianmu,” tulis pengacara dan aktivis hak asasi manusia Kaveh Shahrooz di X.

Baca juga: Muncul Reaksi Berlawanan saat Presiden Iran Ebrahim Raisi Tewas, Sejarah Kelam Kematian Mahsa Amini

Shahrooz baru-baru ini memimpin kampanye untuk meyakinkan parlemen Kanada agar mengakui pembantaian tahanan politik tahun 1988 di Iran sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

Raisi diduga memainkan "peran kunci" dalam eksekusi tersebut, yang menewaskan 4.500 hingga 5.000 perempuan dan laki-laki, sebagai anggota Komisi Kematian, menurut Dewan Atlantik.

Beberapa laporan menunjukkan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) turun ke jalan untuk mengekang pembangkangan di jalanan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas